Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
SEORANG bayi kurus tengah berjuang untuk bertahan hidup di sebuah departemen perawatan intensif neonatal di sebuah rumah sakit di Islamabad, Pakistan.
Dia menjadi salah satu korban kekosongan sumber daya dan pendidikan di negara dengan tingkat kematian bayi tertinggi di dunia.
"Di Pakistan, bayi meninggal setiap 2 menit," kata Haider Shirazi, Kepala Departemen Neonatal di Institut Ilmu Kedokteran Pakistan (PIMS), fasilitas kesehatan terbesar di ibu kota.
Dokter Shireen Gul, Kepala Unit Perawatan Intensif di PIMS, turut menunjuk tiga tubuh mungil yang suara mereka hampir tenggelam oleh bunyi inkubator.
"Bayi ini beratnya 1,1 kilogram (kg), (yang satu ini) 1,4 kg, dan 1,2 kg," ungkapnya.
Di negara berpenduduk 207 juta jiwa itu, para bayi yang baru lahir menghadapi satu dari dua kemungkinan kematian di bulan pertama mereka, menurut laporan Unicef, Selasa (20/2).
Laporan itu lebih buruk ketimbang Afghanistan juga Republik Afrika Tengah dan delapan negara sub-Sahara Afrika lainnya, yang sering kali tidak stabil dan berjuang melawan kemiskinan.
Peringkat itu memalukan bagi Pakistan yang memiliki pertumbuhan ekonomi tingkat kelas menengah yang luas tapi hanya menghabiskan 0,5%-0,8% dari PDB mereka untuk layanan kesehatan selama satu dekade terakhir.
"Ini hanya sepersepuluh dari apa yang WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) butuhkan," kata Kennedy Ongwae, dokter asal Kenya yang bekerja untuk Unicef di Islamabad.
Anggaran bukan satu-satunya masalah bagi negara muslim patriarkis dan sangat konservatif itu.
Penduduk Pakistan juga berjuang tanpa pendidikan seks, keluarga berencana, pendidikan kesehatan untuk ibu, dan pelatihan kesehatan sehingga memiliki tingkat kelahiran tertinggi di Asia Selatan. Sekitar tiga anak per perempuan, menurut Bank Dunia.
Namun, Gul mengungkapkan pertumbuhan pesat disertai kekurangan gizi, ketidaktahuan tentang jarak kelahiran, dan masa istirahat perempuan setidaknya 18 bulan di antara kehamilan membuat bayi yang lahir rentan.
Pelatihan yang tidak memadai, bahkan masalah mendasar seperti kebersihan dokter atau bidan juga dituding menjadi penyebab kematian bayi yang tinggi.
Unit neonatal negara maju memiliki satu perawat untuk satu atau dua bayi, sedangkan di Pakistan, satu perawat untuk delapan bayi.
"Banyak bayi di sini tidak bisa bertahan," desah Perawat Aysha Siddiqa sambil mengusap bayi kecil dengan lembut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved