Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

ICAN Prihatin atas Krisis Nuklir Korut

AFP/*/I-1
11/12/2017 04:01
ICAN Prihatin atas Krisis Nuklir Korut
(AFP/Odd ANDERSEN)

SETSUKO Thurlow, 85, berusia 13 tahun ketika dia diselamatkan dari reruntuhan akibat ledakan bom atom yang dijatuhkan pesawat pengebom Amerika Serikat di Hiroshima pada 6 Agustus 1945.

Itu merupakan bom atom pertama yang dijatuhkan.

"Saya masih ingat sekali pagi itu. Pada 08.15, saya melihat kilatan cahaya putih yang membutakan dari jendela. Saya ingat seperti melayang di udara," tuturnya seusai menerima penghargaan Hadiah Nobel Perdamaian di Oslo, Norwegia, kemarin.

Thurlow selaku penyintas bom atom Hiroshima menerima penghargaan itu atas nama kelompok International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN) bersama dengan ketua kelompok itu, Beatrice Fihn.

Selain menerima penghargaan, ICAN, kelompok yang didirikan di Australia pada 2007 itu, akan menerima uang senilai US$1,42 juta (Rp192 miliar).

ICAN merupakan koalisi ratusan organisasi nonpemerintah di seluruh dunia, yang telah memperjuangkan traktat larangan senjata nuklir.

Traktat itu telah diadopsi 122 negara pada Juli lalu.

Namun, baru tiga negara yang telah meratifikasi traktat itu, yakni Vatikan, Guyana, dan Thailand. Traktat membutuhkan 50 ratifikasi supaya dapat diberlakukan.

"Ketika saya sadar, saya menemukan diri saya terjepit oleh reruntuhan gedung. Saya mulai mendengar rekan-rekan kelas saya menangis dan berteriak, 'Ibu, tolong saya. Tuhan tolong saya'," kenangnya tentang peristiwa mengerikan itu.

Sebelum pemberian penghargaan, Ketua ICAN Beatrice Fihn menyatakan keprihatinan mereka atas situasi sangat berbahaya yang tengah terjadi di Korea Utara.

"Saat ini kami menyaksikan situasi sangat berbahaya yang membuat banyak orang merasa sangat tidak nyaman," kata Fihn di Oslo, kemarin, beberapa jam sebelum penyerahan Hadiah Nobel Perdamaian kepada kelompok tersebut.

"Namun, jika Anda mencemaskan (Presiden AS) Donald Trump yang memiliki senjata nuklir atau (pemimpin Korut) Kim Jong-un, Anda mungkin sangat cemas tentang senjata nuklir karena Anda mengetahui bahwa penangkal tidak selalu berfungsi," ujarnya.

Fihn melanjutkan para pemimpin AS dan Korut hanyalah manusia yang memiliki kendali atas akhir dunia.

"Tidak seorang pun boleh memiliki hal itu," tegas Fihn.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya