Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Trump Bahas Korut dengan Xi

Irene Harty
09/11/2017 02:46
Trump Bahas Korut dengan Xi
(AFP PHOTO / POOL / Andy Wong)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump berniat menghidupkan gerakan global tanpa kompromi untuk melawan ambisi senjata nuklir Korea Utara (Korut). Pemerintahan Trump pun melihat Tiongkok sebagai kunci untuk mengendalikan Korut, yang perdagangannya bergantung 90% pada 'Negeri Tirai Bambu' itu.

Namun, saat tiba di Tiongkok pada Rabu (8/11) dalam rangka tur Asian, Trump mengawalinya dengan melontarkan banyak pujian kepada Presiden Tiongkok Xi Jinping. Trump mengucapkan selamat kepada Xi atas pengangkatannya kembali sebagai Kepala Partai Komunis Tiongkok lewat Twitter. "Saya sangat berharap bisa bertemu dengan Presiden Xi yang baru saja memenangi kemenangan politik yang besar," cicitnya.

Trump menggunakan istilah 'kemenangan politik' untuk hasil kongres Partai Komunis bulan lalu untuk mengimbangi Xi sebelum memulai perundingan sulit mengenai perdagangan dan Korut. Setelah Trump mendapat pelayanan karpet merah dari Jepang dan Korea Selatan (Korsel), Xi pun tidak mau kalah.
Dia menawarkan 'kunjungan kenegaraan megah' dengan sebuah tur ke Kota Terlarang, seorang penjaga kehormatan militer, dan perjamuan mewah.

Akan tetapi seperti tujuan awalnya, saat berkunjung ke Korsel, Trump mendesak Tiongkok untuk berbuat lebih banyak dalam mengendalikan Korut.
Dalam pidatonya, dia menyebut Korut sebagai rezim kejam dan zalim yang dijalankan seperti pemujaan. "Di pusat kultus militer itu ada kepercayaan gila dalam takdir pemimpin untuk memerintah sebagai pelindung orang tua di atas penaklukan semenanjung Korea dan orang-orang Korea yang diperbudak," kata Trump.

Anggota parlemen Korsel bertepuk tangan untuk Trump yang berjanji tidak terintimidasi dan memperingatkan Korut bahwa AS tidak goyah. "Kami tidak akan mengizinkan Amerika atau sekutu kami untuk diperas atau diserang," kata Trump.

Sponsor terorisme
Selain mengumpulkan gerakan global untuk melawan Korut, Trump juga akan memutuskan apakah akan kembali memasukkan Korut ke dalam daftar 'sponsor terorisme' atau tidak pada akhir tur Asianya pada minggu depan. Sebelumnya, hal itu pernah dilakukan mantan Presiden AS George W Bush pada 2008.

"Presiden mengatakan dia akan membuat keputusan pada akhir perjalanan," kata juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders sebelum bertolak ke Tiongkok.

Setelah Jepang, Korsel, dan Tiongkok, Trump akan berangkat ke Vietnam Jumat (10/11) sebelum mengunjungi Filipina 12-13 November. Trump memberlakukan undang-undang pada Agustus yang dipaksakan ke Kongres AS untuk mendesak sanksi ekonomi dan politik baru terhadap Iran, Rusia, dan Korut.

Satu klausul dari aksi itu ialah mewajibkan Departemen Luar Negeri AS untuk menyatakan Korut harus dilabeli sebagai sponsor teror atau tidak dalam 90 hari.
Namun, pejabat senior Gedung Putih menyebut upaya Bush dahulu tidak berjalan dengan baik, dan Trump harus memastikan Korut memenuhi kriteria sebagai sponsor teror atau tidak. (AFP/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik