Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Koalisi Saudi Siap Balas Gangguan Iran

Haufan Hasyim Salengke
07/11/2017 01:01
Koalisi Saudi Siap Balas Gangguan Iran
(AP Photo/Hani Mohammed)

KOALISI pimpinan Arab Saudi yang bertempur di Yaman menutup pintu gerbang darat, pelabuhan laut, dan udara ke negara termiskin di Arab itu, Senin (6/11). Langkah keamanan itu diambil setelah sebuah rudal balistik yang ditembakkan pemberontak Syiah Houthi menyasar Riyadh, Ibu Kota Saudi. Saudi menyalahkan Iran atas serangan rudal itu dan memperingatkan bahwa hal itu dapat 'dianggap sebagai aksi perang'. Pernyataan koalisi tersebut meningkatkan ketegangan antara Riyadh dan saingannya, Iran. Dua kekuatan utama di Timur Tengah itu memiliki kepentingan dalam konflik Yaman selama bertahun-tahun.

Pertumpahan darah berlanjut, Minggu (5/11) waktu setempat, saat sebuah serangan militan yang dikalim kelompok teror Islamic State (IS) mengguncang Aden dan menewaskan sedikitnya 35 orang. Dalam sebuah pernyataan, koalisi menuduh Iran memasok pemberontak Houthi di Yaman dan sekutu mereka dengan rudal yang diluncurkan pada Sabtu (4/11) menuju bandara internasional ibu kota Saudi. Iran mengakui mendukung kelompok pemberontak tersebut, tetapi membantah mempersenjatai mereka. Secara terpisah, militan Houthi mengatakan rudal balistik jenis volcano mereka diproduksi secara lokal.

Pernyataan koalisi pimpinan Saudi tersebut mengatakan penutupan pintu gerbang atau pelabuhan tersebut bersifat sementara dan mempertimbangkan kerja organisasi kemanusiaan dan bantuan. Perang di Yaman telah menewaskan lebih dari 10 ribu orang dan mendorong negara termiskin di dunia Arab itu ke ambang kelaparan. Koalisi pimpinan Saudi melancarkan gelombang serangan udara mulai Sabtu (4/11) malam dan berlanjut sampai siang hari Minggu di ibu kota pemberontak, Sana'a. Aksi militer itu tampaknya sebagai respons terhadap serangan rudal balistik Houthi ke Ibu Kota Riyadh.

Saudi mengatakan mereka menembak jatuh rudal tersebut, dengan serpihan-serpihan jatuh di daerah tak berpenghuni di sebelah utara ibu kota. Koalisi tersebut mengancam Iran dengan kemungkinan serangan balasan. "Peran Iran dan komando langsungnya pada Houthi dalam hal ini merupakan tindakan agresi yang jelas yang menargetkan negara-negara tetangga, dan mengancam perdamaian dan keamanan di kawasan ini dan secara global. Oleh karena itu, komando koalisi menganggap ini sebagai tindakan terang-terangan agresi militer oleh rezim Iran, dan dapat dianggap sebagai aksi perang melawan kerajaan Arab Saudi," kata pernyataan tersebut.

Pernyataan itu menambahkan, "Komando koalisi juga menegaskan bahwa kerajaan (Saudi) berhak merespons Iran dalam waktu dan dengan cara yang tepat."

Mengecam
Iran mengecam tudingan Saudi itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Ghassemi mengatakan bahwa tuduhan koalisi Saudi itu tidak adil, tidak bertanggung jawab, destruktif, dan provokatif. "Rudal yang ditembakkan Houthi merupakan balasan atas kejahatan perang dan agresi Saudi selama bertahun-tahun," kata Ghassemi dalam pernyataannya kemarin. Sebelumnya, Menteri Pertahanan Iran Jenderal Amir Hatami sebelumnya membantah negaranya terlibat dalam peluncuran rudal tersebut. "Apakah ada yang bertanya kepada Amerika Serikat (AS) apa yang Anda berikan ke Arab Saudi?" kata dia seperti dikutip kantor berita semi resmi ISNA, Minggu (5/11).

AS telah menawarkan dukungan logistik dan penargetan kepada koalisi pimpinan-Saudi. Presiden Donald Trump di hari yang sama juga dengan cepat menyalahkan Iran. "Sebuah serangan (rudal) barus saja dilakukan Iran, menurut pendapat saya, menyasar Arab Saudi. Dan sistem kami menembaknya jatuh," kata Trump, mengacu pada rudal Patriot yang dibeli Saudi dari AS. (AFP/Hym/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik