Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
PENANGKAPAN Pangeran Alwaleed bin Talal, anggota keluarga kerajaan dan investor miliarder terkemuka, oleh badan antikorupsi bentukan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz, Sabtu (4/11), telah menyentuh salah satu investor terkaya dan paling berpengaruh di dunia. Alwaleed ditangkap komisi yang dipimpin Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman itu bersama 11 pangeran, empat menteri aktif, dan puluhan mantan pejabat yang diduga terlibat praktik korupsi. Penangkapan dilakukan beberapa jam setelah komisi yang memiliki kekuasaan luas itu dibentuk.
Seperti dilansir New York Times, Pangeran Alwaleed memiliki saham di perusahaan raksasa dunia, yakni Twitter, Lyft, Citigroup, dan 21st Century Fox. Dia telah terjun ke bisnis dengan beberapa korporat terbesar di dunia, dari Bill Gates sampai raja media Rupert Murdoch dan Michael Bloomberg.Investasinya menjangkau seluruh dunia, termasuk hotel bersejarah George V di Paris, Prancis, Savoy di London (Inggris), dan Plaza Hotel milik Presiden Donal Trump di New York (AS). Dia juga berinvestasi di Accor Hotels dan Canary Wharf, pengembangan bisnis London.
Begitu luas investasinya sehingga dia disebut sebagai Warren Buffett dari Timur Tengah. Kekayaannya ditaksir mencapai US$17,3 miliar yang menempatkannya di urutan ke-45 orang terkaya di dunia. Dia berbicara secara teratur tentang dunia keuangan, seperti komentarnya baru-baru ini yang mengungkapkan skeptisisme atas bitcoin dan mata uang kripto lainnya. Penangkapan Pangeran Alwaleed tampaknya menggema di belasan perusahaan-peruahaan investasi yang ia dirikan, Kingdom Holding Company, sebagai investor utama atau pemegang saham.
Hal itu juga bisa mengguncang kepercayaan investor di Arab Saudi karena kerajaan tersebut tengah mencoba melepaskan citranya sebagai petrostar yang bergantung pada minyak. Penangkapan dilakukan hanya beberapa hari setelah Saudi menggelar konferensi investasi besar untuk menarik perhatian dunia usaha. Kerajaan tersebut berencana untuk mencantumkan raksasa minyak milik negara, Saudi Aramco, tahun depan dalam sebuah langkah yang diharapkan menjadi penawaran umum perdana (IPO) terbesar sepanjang sejarah.
Presiden Trump pada Sabtu (4/11) meminta Arab Saudi untuk mendaftarkan perusahaan tersebut di Amerika Serikat.
Pemegang saham terbesar
Pangeran Alwaleed melakukan investasi pada beberapa perusahaan teknologi terbesar di dunia, termasuk Snap, yang telah melambungkan banyak pengusaha muda pada puncak daftar orang kaya dunia. Ia juga membuat gebrakan dengan menanam saham pada JD.com, peritel daring Tionkok, sebagai antisipasi kemunculan negara tersebut sebagai pasar e-commerce yang luas.
Pada 2011, Pangeran Alwaleed ialah pemegang saham terbesar kedua di News Corporation milik Murdoch, dengan kepemilikan lebih dari 6%. Dia kemudian menjual sebagian besar sahamnya di perusahaan tersebut. Pada 2015, sang Pangeran mengumumkan ia akan menyumbangkan seluruh kekayaannya. “Untuk membantu membangun dunia yang lebih baik untuk toleransi, penerimaan, kesetaraan, dan kesempatan yang lebih baik untuk semua orang,” ujarnya.
Penangkapan Alwaleed akan mewakili pergantian peristiwa yang mengguncang saat ia telah menumbuhkan citra sebagai wajah publik de facto keuangan Saudi. Langkah itu juga akan menjadi bab paling dramatis dalam kisah sukses Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang telah terus-menerus mengonsolidasikan kekuasaannya sejak dia diangkat ke posisi menteri pertahanan pada awal 2015. (Ant/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved