Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri mengundurkan diri pada Sabtu (4/11), dengan alasan dirinya tengah menjadi sasaran sebuah rencana pembunuhan. Dia menuduh Iran serta sekutunya di Libanon, Hizbullah, tengah menabur perselisihan di dunia Arab.
“Kita hidup dalam iklim serupa dengan suasana kemenangan sebelum pembunuhan pahlawan Rafik al-Hariri. Saya mencium hal, yang direncanakan secara diam-diam, untuk menyasar nyawa saya,” katanya saat mengumumkan pengunduran dirinya yang melalui siaran televisi.
Dalam pidato tersebut, Hariri menyebut ayahnya, mendiang perdana menteri Rafik Hariri yang tewas dibunuh pada 2005. Dalam pernyataannya, Hariri mengatakan bahwa Iran kalah dalam campur tangan urusan dunia Arab. Dia menegaskan bahwa Libanon akan bangkit seperti yang telah terjadi pada masa lalu. Hariri menjadi Perdana Menteri Libanon pada akhir tahun lalu sesudah tercapai kesepakatan politik, yang juga menempatkan sekutu Hizbullah, Michel Aoun, menjadi presiden negara tersebut. Hizbullah secara politik kuat di Libanon, tetapi hubungannya dengan Iran dan dukungannya terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad membuat marah banyak orang Libanon.
Pengunduran Hariri menjadi kejutan besar bagi kestabilan politik Beirut, menjatuhkan pemerintah koalisi dan membawa Libanon ke dalam krisis politik yang baru. Seorang menteri pemerintah Arab Saudi mengatakan Hariri berada di Riyadh untuk memastikan keamanannya. Menanggapi tuduhan Hariri tersebut, Iran mengatakan, hal itu akan menimbulkan ketegangan di Lebanon dan kawasan. Teheran juga menyebut AS dan Arab Saudi dalang dibalik pengunduran diri Hariri.
“Pengulangan tuduhan-tuduhan tak berdasar dan tak realistis oleh perdana menteri Libanon yang mundur menyangkut Zionis, Arab Saudi, dan Amerika Serikat terhadap Iran merupakan indikasi bahwa pengunduran diri ini merupakan skenario baru untuk menciptakan ketegangan di Libanon dan kawasan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qassemi dalam pernyataan yang dimuat di laman Kemenlu Iran Minggu (5/11).
“Tapi kami yakin bahwa rakyat Libanon yang memiliki daya tahan akan melalui masa ini dengan mudah,” lanjutnya. Pengunduran diri Hariri terjadi hanya satu hari setelah ia bertemu dengan Ali Akbar Velayati, penasihat Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei, di Beirut. (Ant/Arv/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved