Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Pentolan Separatis Catalonia Diperiksa di Madrid

Hym/I-1
03/11/2017 05:45
Pentolan Separatis Catalonia Diperiksa di Madrid
(AP Photo/Olivier Matthys)

DRAMA tingkat tinggi dalam krisis Catalonia berlangsung, Kamis (2/11), ketika para pentolan kaum separatis tiba di Pengadilan Nasional Madrid. Hakim memeriksa mereka secara maraton tanpa kehadiran presiden terguling Catalonia, Carles Puigdemont. Puigdemont, yang kabur ke Brussels, Belgia, beberapa hari pascadeklrasi kemerdekaan oleh parlemen daerah Catalonia, menolak memenuhi panggilan pengadilan. "Dia tidak akan pergi ke Madrid dan saya menyarankan agar dia diinterogasi di sini di Belgia," ujar Paul Bekaert, pengacara Puigdemont, kepada televisi Spanyol TV3.

Sidang di Pengadilan Nasional Madrid, yang menangani kasus kriminal besar, dimulai pada 09.00 waktu setempat dan dilanjutkan, hari ini. Hakim ingin menanyai Puigdemont dan 13 pemimpin pemerintah Catalonia lainnya atas peran mereka menjadi ujung tombak dalam mendorong kemerdekaan Catalonia, yang telah menyebabkan Spanyol mengalami krisis terbesar dalam beberapa dasawarsa. Referendum kemerdekaan pada tanggal 1 Oktober yang diwarnai tindakan keras polisi Spanyol dan gagal dihentikan--diikuti sebuah deklarasi kemerdekaan oleh parlemen Catalonia pada Jumat (27/10) lalu.

Deklarasi kemerdekaan direspons secara agresif hari itu juga oleh pemerintahan Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy. Dia segera membubarkan pemerintah daerah dan mulai menerapkan peraturan langsung atas wilayah di timur laut yang kaya raya itu.
Mantan wakil presiden Catalonia, Oriol Junqueras, ialah orang pertama yang tiba di pengadilan. Dia masuk didampingi beberapa pengacara, melewati puluhan jurnalis, dan menolak menjawab pertanyaan.

Assumptio Laila, mantan politisi partai Demokrat Catalonia, mengatakan dia secara khusus datang ke Madrid untuk bergabung dengan sekitar 100 politikus lain dan pejabat terpilih untuk menunjukkan dukungan kepada mereka yang diselidiki dalam tuduhan memberontak.
"Ini situasi yang tidak adil, pasalnya mereka diselidiki karena memfasilitasi demokrasi," ujarnya. "Saya tidak mengerti bagaimana Eropa bisa berpaling dari demokrasi." Pada Senin (2/11), jaksa agung Spanyol mengatakan dia menjatuhkan dakwaan pemberontakan--dapat dihukum 30 tahun di balik jeruji besi--penghasutan, dan penyalahgunaan dana publik terhadap 14 orang itu. (AFP/AP/Hym/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya