Headline

Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.

Didesak Tinggalkan Kamp, Pengungsi Cemas

AFP/*/I-1
02/11/2017 06:13
Didesak Tinggalkan Kamp, Pengungsi Cemas
(AP/Australia Broadcasting Corporation)

Ratusan pengungsi yang menghuni kamp penahanan milik Australia di Pulau Manus, Papua Nugini, didesak segera meninggalkan lokasi itu, kemarin.

Mereka diminta untuk pindah ke pusat transisi di Kota Lorengau.

Canberra setuju untuk menutup fasilitas penahanan di pulau itu pada akhir Oktober setelah pengadilan tinggi PNG memutuskan bahwa menahan orang-orang di kamp tersebut merupakan tindakan yang inkonstitusional. Kendali selanjutnya dipegang pihak berwenang setempat.

Namun, para pengungsi memilih untuk tetap tinggal di kamp tersebut karena merasa cemas tidak aman jika berada di luar.

Mereka merasa tidak akan diterima di tempat lain oleh masyarakat setempat.

Menjelang penutupan kamp itu, kondisi kamp kian buruk. Sumber listrik dan air diputus.

Pekan lalu, Human Rights Watch melaporkan bahwa para pencari suaka di Manus menghadapi kekerasan yang tidak terkendali menjelang penutupan.

"Mereka ditikam, dipukuli, dan dirampok," kata HRW.

Pengungsi mengungkapkan bahwa para petugas telah meninggalkan kamp dalam keadaan pasokan listrik dan air bersih terputus serta terjadi penjarahan di kamp tersebut.

"Tidak ada pasokan sumber tenaga, air, dan makanan. Bahkan toilet pun tidak berfungsi," kata pengungsi asal Iran, Behrouz Boochani melalui Twitter.

Dia telah mengajukan surat pernyataan tertulis yang berupaya mencegah penutupan kamp tersebut kepada pengadilan tinggi PNG.

Dia mengatakan bahwa semua pengungsi merasa tidak aman sepanjang malam.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya