Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Korut Sangkal Otaki Serangan Wannacry

(AFP/Arv/I-2)
01/11/2017 06:16
Korut Sangkal Otaki Serangan Wannacry
(AFP)

KOREA Utara (Korut) mengecam Inggris karena menuduh ‘Negeri Juche’ itu berada di balik serangan ransomware global yang menimpa Pelayanan Kesehatan Nasional Inggris. Pyongyang kemudian menyebut tuduhan itu sebagai usaha jahat memperketat sanksi internasional terhadap negara Asia tersebut. Tuduhan itu bermula ketika sepertiga rumah sakit umum di Inggris terkena virus Wannacry pada Mei lalu. Tidak hanya Inggris, sebanyak 300 ribu komputer di 150 negara lumpuh akibat ulah Wannacry, yang mengambil alih sistem operasi dan menuntut pembayaran dalam bentuk bitcoin untuk mengembalikan kontrol kepada pengguna.

Beberapa periset menuding Korut dan mengatakan kode yang digunakan mirip dengan kode peretasan yang biasa digunakan rezim Kim Jong-un. Menteri Dalam Negeri Inggris Ben Wallace, pekan lalu, menuding Korut bertanggung jawab atas kejadian itu.
Namun, juru bicara Asosiasi Korut-Eropa membantah tuduhan itu dan memperingatkan Inggris terhadap spekulasi tanpa dasar. “Ini ialah tindakan yang melampaui batas toleransi dan ini membuat kami mempertanyakan tujuan Inggris yang sebenarnya,” tegas juru bicara itu, dalam sebuah pernyataan yang disampaikan kantor berita Korut KCNA, Senin (30/10) malam.

Lebih lanjut, ia mengatakan, langkah pemerintah Inggris mengaitkan DPRD dengan serangan siber itu tidak dapat ditafsirkan dengan cara lain selain upaya jahat agar dunia tidak memercayai Korut. Adapun, menurut pemerintah Korea Selatan, Korut memiliki 6.800 unit spesialis perang siber terlatih.

Mereka telah dituduh meluncurkan serangan siber profil tinggi, termasuk peretasan pada 2014 terhadap Sony Pictures. Para ahli mengatakan, Korut tampaknya telah meningkatkan serangan siber dalam beberapa tahun terakhir dalam upaya untuk mendapatkan mata uang asing yang keras untuk menghadapi sanksi ketat yang dikeluarkan PBB mengenai program nuklir dan misil mereka. (AFP/Arv/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya