Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
RENTETAN kebakaran hutan melanda kota anggur California. Menurut pihak berwenang, Senin (9/10), kebakaran terjadi dengan cepat dan menewaskan sedikitnya 10 orang serta menghanguskan ratusan rumah. Saat kebakaran terjadi, kecepatan angin di atas 80 km per jam. Akibat besarnya kobaran api sejak Minggu (8/10) malam, otoritas setempat terpaksa mengevakuasi lebih dari 20 ribu warga dari negara bagian berpenduduk terbanyak di Amerika Serikat itu.
Petugas dinas pemadam kebakaran California mengatakan sekitar 73 ribu hektare tanah rusak. “Kantor Sheriff mengonfirmasi tujuh kematian akibat kebakaran di Sonoma Country. Kami menyampaikan belasungkawa kepada teman dan keluarga mereka,” kata Sheriff Sonoma County lewat Twitter. Sebelum muncul cicitan tersebut, otoritas merilis jumlah korban tewas baru tercatat tiga orang. Api tidak hanya menelan korban manusia. Rumah dan bangunan juga ikut hancur.
Sedikitnya 1.500 bangunan rusak parah. Untuk mengantisipasi bertambahnya korban, pemerintah setempat mengeluarkan pengumuman tentang keadaan darurat di tiga wilayah yang dilanda kebakaran hebat, terutama di wilayah penghasil anggur yang sudah populer. Sejauh ini sudah terjadi 14 kebakaran besar yang tersebar di Kabupaten Napa, Sonoma, dan Yuba di sebelah utara Teluk San Francisco tempat kediaman Gubernur Jerry Brown.
Kantor berita AFP menyaksikan langsung ledakan dahsyat dari jalur pipa dan tangki gas. Selain itu, rumah-rumah dan kilang anggur terbakar hebat. Untuk membantu memadamkan api, mobil-mobil pemadam kebakaran dari luar daerah dikerahkan. “Sekitar 410 petugas pemadam kebakaran sedang memadamkan kobaran api di Mendocino,” kata juru bicara Sheriff di wilayah itu kepada CBS.
Di tempat terpisah, api juga berkobar di Anaheim. Di sana, kebakaran telah melanda 800 hektare lahan. Sebanyak 200 unit pemadam kebakaran diturunkan untuk menahan sebaran api. Pemerintah setempat menyiapkan puluhan tempat penampungan untuk para pengungsi. Sekolah-sekolah dan gereja-gereja telah disiapkan untuk menampung sementara warga yang kehilangan tempat tinggal.
Demikian pula hewan dan ternak milik para pengungsi telah disediakan tempat penampungan di bawah tanah. “Sekarang, kami harus memulai semuanya dari awal lagi,” kata korban kebakaran, Dreama Goldberg, perempuan yang sedang megandung delapan bulan, kepada NBC. Korban lainnya, Jesus Torres, mengungkapkan hampir tidak sempat mengambil beberapa barang dari rumahnya akibat api berkobar cepat dan melalap kediamannya. “Kami hanya bisa melihat langit semakin merah. Kita tidak tahu apakah itu api atau hal lain. Kami tersadar di detik terakhir karena hanya ada asap di sekeliling.” (AFP/Ire/I-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved