Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Warga Kurdi Pilih Dukung Kemerdekaan

(AFP/Arv/I-1)
27/9/2017 05:31
Warga Kurdi Pilih Dukung Kemerdekaan
(AFP/ILYAS AKENGIN)

WARGA Kurdi Irak memperkirakan suara ‘Ya’ yang berarti mendukung kemerdekaan bangsa tersebut mendominasi referendum Kurdi yang digelar Senin (25/9). Hingga kemarin, penghitungan hasil referendum tersebut masih dilakukan. Masyarakat Kurdi Irak berbondong-bondong mendatangi tempat pemungutan suara meski referen­dum tersebut ditentang keras pemerintah Irak, Iran, dan Turki. Amerika Serikat juga memper­ingatkan referendum itu dapat meningkatkan ketidakstabilan. Hasil referendum itu tidak mengikat dan tidak akan mengarah secara otomatis ke kemerdekaan. Namun, masyarakat Kurdi melihat itu sebagai langkah besar menuju impian mereka memiliki negara.

“Total sebanyak 72% warga tercatat sebagai pemilih tersebut, dengan 3,3 juta dari 4,58 juta pemilih terdaftar mengambil bagian dalam pemilihan,” ujar juru bicara komisi pemilihan Shirwan Zirar, Senin (25/9) malam. Sebelum pemungutan suara, komisi tersebut telah mengatakan pemilih mencapai 5,3 juta orang. Di ibu kota Kurdi Irak, Arbil, warga menyalakan kembang api, mengibarkan bendera Kurdi, dan menari di jalan-jalan setelah pemungutan suara. “Kami membuat Kurdi sebagai negara hari ini,” ujar seorang penduduk Arbil, Ahmad, di tengah perayaan.

“Kami orang-orang Kurdi, bukan Arab, bukan pula Persia. Kami bukan orang lain. Kami Kurdi dan tetap Kurdi,” tegasnya. Referendum itu berlangsung damai dan dalam suasana meriah. Namun, ketegangan antara warga Kurdi Irak dan tetangga mereka meningkat sehingga dikhawatirkan bakal memicu pertikaian. Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi sebelum referendum telah menegaskan bahwa dia akan melakukan tindakan yang diperlukan untuk melindungi keutuhan Irak. Al-Abadi akan menyampaikan pandangannya itu di parlemen Irak hari ini. Di lain pihak, anggota-anggota parlemen Irak telah menyetujui pengiriman pasukan ke wilayah-wilayah bergolak tempat refe­rendum digelar. Namun, hingga kemarin pengiriman pasukan tersebut belum terlihat. (AFP/Arv/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya