Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PEMIMPIN Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, Rabu (30/8), menegaskan negaranya siap meluncurkan lebih banyak rudal dengan target Samudra Pasifik. Hal itu dilakukan 'Negeri Juche' itu untuk meningkatkan kemampuan persenjataan mereka. Kim mengatakan hal itu sehari setelah Pyongyang untuk pertama kalinya sukses menerbangkan rudal balistik yang dirancang membawa muatan nuklir melintasi wilayah udara Jepang. Peluncuran rudal itu dilakukan pada Selasa (29/8) dan merupakan peluncuran yang terpanjang yang pernah dilakukan Korut.
Aksi itu diklaim sebagai sebuah pesan perlawanan yang jelas saat Washington dan Seoul melakukan latihan militer tahunan. Kantor berita Korut KCNA mengatakan, peluncuran tersebut merupakan tindakan 'melenturkan otot' terhadap latihan gabungan Ulchi Freedom Guardian yang akan berakhir pada Kamis (31/8). Korut memandang latihan tersebut sebagai sebuah invasi. Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, rudal tersebut menempuh jarak sekitar 2.700 kilometer dan mencapai ketinggian maksimum 550 kilometer saat terbang di atas Pulau Hokkaido di utara Jepang.
Rudal itu menjadi yang pertama kali dapat diuji pada Mei. Kim menyatakan 'kepuasan besar' atas peluncuran yang dia sebut 'pendahuluan yang berarti', untuk mencapai Guam dan mengatakan bahwa Korut akan terus mengawasi sikap Amerika Serikat (AS) sebelum memutuskan tindakan di masa depan. Kim juga mengatakan bahwa pihaknya "perlu mendorong secara positif kerja keras untuk menempatkan kekuatan strategis secara modern dengan melakukan latihan peluncur roket dengan Pasifik sebagai target di masa depan."
Selain itu, peluncuran tersebut tampaknya dirancang untuk menunjukkan bahwa Korut dapat mendukung ancaman mereka untuk menargetkan Guam, jika memilih untuk melakukannya. Aksi itu juga merupakan preseden berpotensi berbahaya yang dapat melihat rudal milik Korut masa depan yang terbang di atas Jepang.
Kecaman PBB
Adapun, terkait dengan hal tersebut, Dewan Keamanan PBB telah mengecam uji coba rudal terbaru Korut tersebut, dan dengan suara bulat menuntut agar Pyongyang menghentikan program tersebut. Setelah sesi tertutup darurat yang diminta AS dan Jepang, utusan Tokyo di PBB menyarankan agar sebuah deklarasi sanksi baru dapat dikeluarkan. "Langkah selanjutnya dimulai sekarang. Kami tidak bisa memprediksi hasilnya tapi saya pasti berharap ini akan menjadi resolusi kuat setelah pernyataan ini," kata Duta Besar Jepang untuk PBB Koro Bessho.
Badan beranggotakan 15 orang tersebut mempertahankan kesatuannya setelah provokasi Kim Jong-un yang terbaru. Adapun, Tiongkok dan Rusia setuju menandatangani sebuah pernyataan yang mengecam tindakan rezim terisolasi tersebut. "Dewan Keamanan menekankan bahwa tindakan DPRK (Korut) ini tidak hanya menjadi ancaman bagi wilayah tersebut, tetapi juga untuk semua negara anggota PBB," tulis sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah perundingan tertutup di markas besar PBB. Di dalam pernyataan tersebut juga disampaikan, Dewan Keamanan mengungkapkan keprihatinannya yang serius bahwa Korut dengan melakukan peluncuran seperti itu di Jepang serta tindakan dan pernyataan publiknya baru-baru ini, dengan sengaja merusak perdamaian dan stabilitas regional.
(AFP/AP/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved