Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
KOREA Utara pada Selasa (29/8) menuding Amerika Serikat mendorong Semenanjung Korea ke 'tingkat ledakan yang ekstrem', dan menyatakan bahwa hal itu dapat dibenarkan dengan mengambil 'tindakan balasan yang tegas'.
Pernyataan yang mengejutkan tersebut datang beberapa jam setelah Korut menembakkan peluru kendali balistik ke Pulau Hokkaido di wilayah utara Jepang ke laut, dan memantik reaksi tajam dari Jepang, AS, Korea Selatan, serta negara-negara lain.
Duta Besar Korut untuk PBB di Jenewa, Han Tae-song, tidak secara eksplisit mengacu pada uji coba terbaru yang dilakukan negaranya. Namun, dia mengatakan 'tekanan dan tindakan provokatif AS' hanya akan memberi alasan negaranya untuk mengambil tindakan yang tidak ditentukan.
"Ini adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa AS mendorong situasi Semenanjung Korea menuju tingkat ledakan yang ekstrem dengan menyebarkan aset strategis besar-besaran di sekitar semenanjung tersebut, dengan serangkaian latihan perang nuklir dan mempertahankan pembekuan dan pemerasan nuklir selama lebih dari setengah abad," ujar Han pada Konferensi Pelucutan Senjata di Jenewa.
Ketakutan telah berkembang atas pengembangan misil dan senjata nuklir Korut sejak rudal balistik antar benua Pyongyang diluncurkan pada Juli. Ketakutan tersebut makin memburuk setelah Trump memperingatkan bahwa Korut akan menghadapi 'kemarahan besar' jika misil mengancam AS.
Latihan militer gabungan AS dan Korsel, yang saat ini sedang berlangsung di semenanjung, merupakan bagian dari 'kebijakan berseteru dengan AS yang sudah berlangsung lama' terhadap Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK), demikian Han.
"Kini setelah AS secara terbuka menyatakan niatnya yang bermusuhan terhadap Republik Rakyat Demokratik Korea, dengan melakukan latihan militer gabungan yang agresif meskipun ada peringatan berulang kali ... negara saya memiliki banyak alasan untuk menanggapi dengan tindakan balasan yang tegas sebagai pelaksanaan haknya untuk mempertahankan diri," ujar Han.
"Dan AS harus sepenuhnya bertanggung jawab atas konsekuensi bencana yang ditimbulkannya," tegasnya.
Duta Besar Pelucutan Senjata AS Robert Wood kepada wartawan mengatakan uji coba Korut adalah bentuk provokasi lain dan merupakan perhatian besar untuk didiskusikan oleh Dewan Keamanan PBB di kemudian hari.
"Negara saya dan saya mengetahui sejumlah negara lain akan terus menuntut agar Korut mengakhiri tindakan provokatif ini dan menempuh jalan yang berbeda," ujar Wood kepada forum tersebut.
"AS memiliki komitmen yang melekat pada sekutu-sekutunya," tambahnya.
Baik utusan Wood dan Korsel Kim Inchul meminta Pyongyang untuk melanjutkan pembicaraan saat melepaskan senjata nuklirnya.
"Penghapusan penggunaan senjata nuklir adalah satu-satunya jalan maju untuk menjamin keamanan dan kelangsungan ekonomi disamping melanjutkan provokasi yang tidak dapat diterima," ujar Kim.
Utusan Jepang Nobushige Takamizawa mengecam uji misil dan memperingatkan timbulnya bahaya pada penerbangan dan navigasi. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved