Headline

RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Militer Siap Jaga Pemungutan Suara

(AFP/Arv/I-4)
21/7/2017 00:46
Militer Siap Jaga Pemungutan Suara
((AP Photo/Fernando Llano))

PETINGGI militer Venezuela kembali menegaskan kesetiaan mereka kepada Presiden Nicolas Maduro. Hal itu akan dibuktikan dengan menempatkan seluruh pasukan untuk mengamankan pelaksanaan pemungutan suara pekan depan. Pemungutan suara yang dinilai kontroversial oleh berbagai kalangan dimaksudkan untuk memilih anggota Majelis Konstitusi. Majelis itu memiliki wewenang untuk mengamendemen undang-undang. Deklarasi dukungan penuh militer kepada Maduro dibacakan Menteri Pertahanan (Menhan) Venezuela Jenderal Vladimir Padrino Lopez. Pembacaan deklarasi itu sekaligus menjadi respons atas ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Sebelumnya, Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Venezuela bila pemungutan suara tetap dilaksanakan. "Tentara akan ditempatkan di seluruh daerah pada 30 Juli mendatang untuk menjamin pelaksanaan pemungutan suara," kata Lopez. Di sisi lain, Maduro menggelar pertemuan dengan Dewan Pertahanan pada Selasa (18/7) untuk mempersiapkan tanggapan atas ancaman Trump. Dia mengklaim rencana membentuk Majelis Konstitusi ialah satu-satunya jalan untuk menciptakan perdamaian dan memulihkan ekonomi Venezuela. Pasalnya, kata Maduro, negara itu sedang menghadapi krisis ekonomi yang dalam.

Angka inflasi melonjak, kejahatan meluas, obat-obatan langka, serta stok makanan dan barang-barang kebutuhan pokok semakin menipis. Ekonomi Venezuela melemah terutama akibat harga minyak dunia yang merosot ditambah kinerja ekspor yang memburuk. Di lain hal, Presiden Cile Michelle Bachelet mengungkapkan kekhawatiran atas ketegangan di Venezuela. Kepada harian Argentina La Nacion, Bachelet mengatakan pertikaian di antara kedua pihak dapat menyebabkan ketidakstabilan yang berujung pada tragedi kekerasan yang lebih besar. "Karena itu, negosiasi diperlukan untuk menghindari terjadinya hal itu," kata Bachelet.

Namun, imbauan itu tidak digubris Maduro. Seperti terlihat pada Selasa, dia justru mengatakan langkah kontroversial yang digagasnya akan tetap berlanjut. Bahkan, lanjut Maduro, implementasinya akan lebih menggebu daripada sebelumnya.
Selama empat bulan terakhir, Venezuela telah didera demonstrasi yang tidak berkesudahan. Partai oposisi Venezuela menyalahkan Maduro yang dinilai telah melakukan kesalahan dalam mengelola pemerintahan, seperti menasionalisasikan bisnis, mempekerjakan militer untuk mengendalikan distribusi makanan, dan menerapkan kontrol terhadap mata uang.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya