Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PERSERIKATAN Bangsa Bangsa (PBB), rabu (19/7), mengatakan sebuah serangan udara telah menewaskan sekitar 20 penduduk sipil Yaman yang tengah mengungsi. Dalam sebuah pernyataan, badan pengungsi PBB, UNHCR, mengatakan serangan tersebut terjadi Selasa (18/7) siang waktu setempat dan menimpa sekelompok penduduk sipil di Distrik Mawza di provinsi barat daya Taez. "Insiden terbaru itu sekali lagi menunjukkan bahaya ekstrem yang dihadapi penduduk sipil di Yaman, terutama mereka yang berusaha melarikan diri dari kekerasan, karena mereka secara tidak proporsional menanggung beban konflik," ujar UNHCR.
Penduduk setempat menyebut serangan berasal dari sebuah pesawat tempur pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi yang tengah memerangi kelompok pemberontak Syiah dan mendukung pemerintah Yaman. UNHCR mengatakan sangat terkejut dan sedih atas laporan kematian dan luka-luka sejumlah orang yang telah kehilangan tempat tinggal mereka dalam serangan udara di wilayah tersebut. Kelompok penduduk sipil itu dilaporkan tengah melarikan diri dari pertempuran yang terjadi di Distrik Mokha di pantai Laut Merah. Pasukan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi yang didukung koalisi telah merebut kembali Pelabuhan Mokha pada Februari dalam serangan besar yang diluncurkan untuk mengusir pemberontak dari sepanjang garis pantai Yaman.
Secara terpisah, seorang pejabat PBB mengatakan koalisi yang dipimpin Arab Saudi juga telah melarang penerbangan PBB yang membawa pekerja bantuan dan wartawan BBC dari Djibouti ke ibu kota Yaman, Sana'a. Senator Todd Young dari Amerika Serikat mengatakan Arab Saudi mungkin telah melanggar hukum hak asasi manusia internasional karena menghalangi pengiriman makanan dan bantuan medis kepada jutaan penduduk Yaman yang kelaparan. "Saya pikir semua sumber kita, partner, dan sekutu yang kita miliki harus diseru agar tindakan Arab Saudi dan krisis kemanusiaan yang merupakan tanggung jawab Arab Saudi berkurang," ujar Young.
Kelompok Hak Asasi Internasional juga menuding pasukan koalisi melakukan serangan bom di sekitar penduduk sipil seperti pasar, rumah sakit, dan daerah permukiman di seluruh Yaman. Pasukan koalisi meluncurkan operasi militer sejak Maret 2015 ketika pemberontak mendekati tempat pengungsian Hadi di Aden yang akhirnya memaksa presiden Yaman itu melarikan diri ke Riyadh, Arab Saudi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sejak Maret 2015, lebih dari 8.000 orang terbunuh dalam konflik Yaman dan kebanyakan dari mereka merupakan penduduk sipil. Perang tersebut juga telah mendorong negara termiskin di dunia Arab itu ke ambang kelaparan dan wabah kolera dalam beberapa bulan terakhir yang telah menewaskan lebih dari 1.700 orang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved