Headline

RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Liu Xiaobo Meninggal Tiongkok Dikecam

13/7/2017 23:00
Liu Xiaobo Meninggal Tiongkok Dikecam
(AP)

PERAIH Nobel Perdamaian asal Tiongkok, Liu Xiaobo, 61, meninggal dunia Kamis (13/7) setelah berjuang melawan penyakit kanker. Liu meninggal sebulan setelah dipindahkan dari penjara ke rumah sakit berpenjagaan ketat.

Masyarakat internasional mengecam pemerintah Tiongkok yang menolak seruan supaya mengizinkan Liu berobat ke luar negeri.

Liu menjadi peraih Nobel Perdamaian kedua yang meninggal saat masih berstatus tahanan. Sebelumnya, tokoh perdamaian Jerman Carl von Ossietzky juga meninggal di rumah sakit pada 1938 saat masih dalam tahanan Nazi.

Melalui situsnya, biro hukum Kota Shenyang mengatakan Liu meninggal tiga hari setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Utama Universitas Kedokteran Tiongkok. Mereka mengatakan Liu mengalami kegagalan sejumlah organ.

Setelah pengumuman kematian kritikus utama pemerintah Tiongkok itu, jalan di depan rumah sakit tempatnya dirawat terlihat senyap. Belasan pria berpakaian sipil berjaga di luar gerbang rumah sakit.

Kematian penulis itu sekaligus membungkam kritikus pemerintah. Dia telah menjadi simbol pembungkaman yang dilakukan pemerintah Beijing terhadap suara-suara kritis.

Liu ditangkap pada 2008 setelah ikut menulis Piagam 08, sebuah petisi tebal yang menyerukan perlindungan hak asasi manusia dan reformasi sistem politik Tiongkok. Dia dijatuhi hukuman 11 tahun penjara pada Desember 2009 karena ‘subversi’. Dalam penganugerahan Nobel Perdamaian di Oslo, Swedia, pada 2010 dia diwakili sebuah kursi kosong.

Masyarakat internasional memujinya sebagai pahlawan demokrasi. Di sisi lain, kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh pemerintah Tiongkok telah berlaku kejam karena menolak tawaran berbagai pihak untuk mengobati Liu di luar
negeri.

Komite Nobel yang memberikan penghargaan kepada Liu sangat menyesalkan tindakan pemerintah Tiongkok. “Kami sungguh sangat terganggu karena Liu Xiaobo tidak dipindahkan ke fasilitas yang bisa memberinya perawatan medis yang memadai sebelum dia meninggal karena sakitnya,” demikian pernyataan komite yang berbasis di Swedia itu.

“Pemerintah Tiongkok bertanggung jawab penuh atas kematiannya,” lanjut pernyataan itu. Direktur Human Rights Watch Tiongkok Sophie Richardson mengecam pemerintah Tiongkok telah berlaku arogan dan kejam. “Arogansi dan kekejaman pemerintah Tiongkok sungguh mengejutkan. Akan tetapi, perjuangan Liu untuk hak asasi dan demokrasi Tiongkok akan terus hidup,” ujarnya.

“Hari ini kita kehilangan seorang raksasa hak asasi manusia,” ungkap Sekretaris Jenderal Amnesty International Salil Shetty. (AFP/Arv/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya