Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
BENTROK antara para demonstran dan aparat keamanan saat pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 atau G-20 di Harburg, Jerman, ternyata berdampak pada koalisi pertai berkuasa jelang pelaksanaan pemilihan umum yang digelar pada 24 September mendatang. Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Sigmar Gabriel mengkritik Kanselir Angela Merkel pada Selasa (11/7) terkait masalah keamanan. Gabriel dari Partai Demokrat Sosial Jerman (SPD) menuduh partai koalisinya, Serikat Sosial Kristen (CDU) yang mendukung Merkel telah bertindak tidak adil.
Gabriel menuduh pihak CDU menyudutkan Wali Kota Hamburg, Olaf Scholf, dari SPD tidak bisa mengatasi kerusuhan saat pelaksanaan G-20. Kota Harmburg menjadi ajang kekerasan dari kelompok anarkistis yang menyerang polisi, membakar sejumlah kendaraan, dan menjarah toko. "(Politisi Hamburg dari CDU) meminta (Scholz) untuk mengundurkan diri... Seharus-nya menuntut juga pengunduran Angela Merkel," ungkap Grabriel. Gabriel mempertanyakan kepada Merkel yang menunjuk Hamburg dijadikan tuan rumah dari KTT G-20.
Gabriel mengatakan saat pemilihan umum lalu, Kanselir Merkel sangat menginginkan untuk kampung halamannya, Hamburg, sebagai lokasi penyelenggaraan KTT G-20. Namun, saat pelaksanaan KTT G-20 yang dihadiri para pemimpin dunia seperti Presiden AS Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Tiongkok Xi Jinping, dan para pemimpin dunia lainnya justru dilanda unjuk rasa yang diwarnai kekerasan.
Gabriel menuduh CDU bersikap 'dua muka' dan melempar tanggung jawab terkait unjuk rasa yang diwarnai kekerasan sebagai bentuk kega-galan 'total' dalam pelaksanaan KTT G-20 di Harmburg.
"Perang suci sekarang dari CDU melawan SPD yang bisa meracuni budaya politik selama bertahun-tahun," ucap Gabriel yang tampak sangat kecewa terhadap para politikus dari CDU. Kendati digoyang perpecahan koalisi, hasil jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa Merkel masih unggul. Merkel juga berpeluang untuk menjabat kanselir Jerman untuk keempat kalinya dan juga berpeluang mengalahkan rival utamanya, Martin Schulz, mantan Presiden Uni Eropa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved