Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

17 WNI dari Marawi Tiba di Jakarta Hari Ini

(Hym/I-3)
03/6/2017 04:21
17 WNI dari Marawi Tiba di Jakarta Hari Ini
(ANTARA FOTO/Al Jazeera/Adi Gun)

KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia (RI) mengatakan 17 warga negara Indonesia (WNI) yang dapat dievakuasi dari Kota Marawi di Filipina Selatan telah berada Konsulat Jenderal RI di Kota Davao, Filipina. "Kondisi mereka baik. Rencananya, mereka akan kembali ke Jakarta pada Sabtu (3/6)," kata Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir di Gedung Kemenlu, Jakarta, jumat (2/6).

Dari 17 WNI tersebut, sebanyak 16 orang ialah rombongan Jemaah Tablig yang melakukan kunjungan ke Marawi. Sementara itu, seorang lainnya ialah WNI yang telah menikah dengan penduduk setempat dan tinggal di Marawi, Filipina. Mengenai keterlibatan WNI dalam kelompok teroris di Marawi, Arrmanatha mengatakan pihak yang lebih mengetahui hal tersebut ialah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Densus 88. "Pihak yang tepat untuk menjawab ialah Densus 88 dan BNPT karena mereka yang lebih tahu warga negara Indonesia yang terlibat dalam jaringan teroris," kata Arrmanatha.

Sebelumnya, kepolisian Filipina merilis daftar pencarian orang (DPO) yang terlibat dalam penyerangan kelompok militan di Marawi, termasuk tujuh WNI. Kemenlu juga mengakui sudah mendapatkan informasi dari pihak berwenang di Filipina mengenai adanya terduga teroris asal Indonesia yang tewas di kota itu. "Namun, kami belum mendapatkan akses ke jenazah tersebut untuk mengonfirmasi apakah yang tewas itu WNI atau bukan," ujar Arrmanata. Sebelumnya, serangan udara militer Filipina terhadap kelompok Islamic State (IS) yang membawa sejumlah sandera di Marawi, Filipina, salah sasaran.

Otoritas militer Filipina setempat mengatakan serangan udara militer yang salah target telah menyebabkan 11 tentara tewas. Hingga kemarin dilaporkan pertempuran antara pasukan pemerintah dan kelompok militan IS di Marawi telah merenggut 171 orang. Untuk mencegah anggota IS melarikan diri, tentara membuat sejumlah pos pengawasan.
Pertempuran yang dimulai pekan lalu telah menyebabkan ribuan warga Marawi terjebak dalam adu tembak kedua kelompok. Sejak terjadi serangan kelompok militan di Marawi, Presiden Rodrigo Duterte langsung memberlakukan darurat militer di seluruh Pulau Mindanao yang berpenduduk 20 juta jiwa tersebut.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya