Keamanan Dunia Diperketat

MASYARAKAT internasional sedang mempertimbangkan pengetatan keamanan menjelang acara pertunjukan atau olahraga besar menyusul serangan bom bunuh diri di Manchester, Inggris, yang menewaskan sedikitnya 22 orang dan melukai sekitar 59 orang.

Inggris berada pada kondisi siaga dua yang berarti sebuah serangan oleh kelompok teroris dianggap sangat mungkin terjadi, setelah ledakan bom bunuh diri di akhir konser penyanyi Amerika Serikat (AS) Ariana Grande di Manchester, Senin (21/5) waktu setempat.

Menyusul serangan bom mematikan tersebut, politisi Inggris sepakat menunda kampanye pemilu hingga pemberitahuan lebih lanjut. Insiden mematikan itu terjadi jelang pemilihan umum pada 8 Juni.

Secara terpisah, Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat mengatakan mereka memantau dengan saksama situasi di Manchester dan akan meningkatkan keamanan di acara-acara publik.

Jepang juga mengatakan telah mulai mengumpulkan informasi. "Kami telah memperkuat posisi kami dengan mendirikan sebuah unit pengumpulan informasi yang didedikasikan untuk terorisme internasional," kata Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga, Selasa (23/5).

Di Singapura, penyelenggara konser Britney Spears pada Juni nanti sedang mempertimbangkan langkah-langkah baru. "Kami pasti akan mengetatkan keamanan," kata Yogesh Mehta, manajer proyek di IME Entertainment Group.

"Semua acara kami didaftarkan kepada polisi. Biasanya disarankan departemen perizinan tentang tindakan pencegahan yang harus dilakukan dan jumlah penjaga bersenjata yang kami butuhkan. Jadi kami bekerja sama dengan mereka," sambungnya.

Singapura, yang menjadi tuan rumah pertemuan puncak keamanan para pemimpin militer dan pertahanan Asia Pasifik 2-4 Juni, mengamendemen Undang-Undang Ketertiban Umum bulan lalu.

Aturan itu mengharuskan penyelenggara acara memberi tahu polisi sebulan sebelumnya jika mereka memperkirakan lebih dari 5.000 orang akan hadir. Sebaliknya, polisi bisa menolak memberi izin sebuah pertemuan publik jika berdampak politik langsung atau melibatkan orang asing.

Terpukul

Bintang konser Ariana Grande dalam pernyataannya melalui akun Twitter pribadinya mengatakan perasaan sangat terpukul atas serangan bom itu. 'Saya sangat terpukul, hati saya hancur, sangat, sangat menyesalkan. Saya tidak bisa berkata-kata lagi', tulis bintang pop 23 tahun yang digandrungi anak-anak remaja di seluruh dunia itu. Meski Ariana tidak mengalami cedera akibat ledakan, tim resmi mengatakan hingga saat ini ia masih mengalami trauma atas kejadian tersebut.

Berdasarkan catatan kepolisian, ledakan itu yang paling mematikan di Inggris sejak 7 Juli 2005, ketika empat pengebom bunuh diri yang diinspirasi aksi Al-Qaeda menyerang sistem transportasi London pada jam sibuk. Kejadian tersebut menewaskan 52 orang dan melukai 700 orang lainnya.

Ledakan di Manchester kali ini juga mengingatkan orang akan serangan pada November 2015 lalu di gedung konser Bataclan di Paris yang menewaskan 90 orang. Serangan itu diklaim dilakukan kelompok Islamic State (IS). (Ant/AFP/Pro/Ths/I-1).