Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
ULAMA asal India Zakir Naik sempat bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, pada Sabtu (4/3). Zakir bahkan sempat menyampaikan curahan hati kepada Kalla.
Sekretaris Wakil Presiden Muhammad Oemar mengatakan, Kalla yang merupakan Ketua Dewan Masjid Indonesia menerima kunjungan Zakir dan berkenalan.
Pertemuan itu juga dihadiri sejumlah tokoh dari Dewan Masjid Indonesia. Oemar mengatakan, Kalla paham posisi Zakir yang sering ditolak di sejumlah negara karena ceramahnya yang dianggap terlalu keras.
"Dia juga cerita masalah dia (Zakir), itu normal kok," kata Oemar di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (6/3).
Zakir, kata Oemar, menceritakan masalah yang pernah dan sedang dihadapi. Zakir juga menceritakan sejumlah rencananya di Indonesia untuk safari dakwah di beberapa daerah.
Oemar mengatakan, Kalla tetap menerima dan mendengar cerita Zakir. Kata dia, tak ada kekhawatiran orang nomor dua di republik itu tentang ceramah Zakir yang dinilai sedikit keras.
"Kan baru kenalan, dan bapak (Wapres Kalla) tahu kan dia (Zakir) juga memang mubaligh yang terkenal ," kata Oemar.
Pertemuan ini tak berlangsung lama. Tak banyak yang disampaikan Kalla kepada Zakir. Kata Oemar, Kalla lebih banyak mendengarkan rencana ceramah yang dilakukan Zakir di Indonesia.
Pertemuan antara Kalla dan Zakir Naik sempat membuat heboh di media sosial. Pertemuan ini diketahui lewat sebuah foto yang memperlihatkan Kalla tengah bersalaman dengan Zakir.
Ada pro dan kontra di media sosial terkait pertemuan itu. Sebagian mengapresiasi pertemuan antara dua tokoh ini. Tapi, sebagian lain mengecam karena ceramah yang disampaikan Zakir dianggap terlalu radikal dan dianggap bersimpati dengan Islamic State.
Namun itu dibantahnya. Pada Juli tahun lalu, Zakir sempat merilis pernyataan untuk menanggapi tudingan bahwa dia mendukung IS. Dalam pernyataannya tersebut Zakir Naik mengatakan bahwa mereka yang membunuh orang tidak berdosa tidaklah layak menyandang nama Islamic State atau Negara Islam. OL-2
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved