Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

75% Soal Ujian Disusun Guru

Syarief Oebaidillah
06/3/2017 07:16
75% Soal Ujian Disusun Guru
(Siswa SD Inpres Oepoi Kupang Nusa Tenggara Timur mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) ---MI/Palce Amalo)

UNTUK penyusunan soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) 2017, dari 100% soal, tidak semua menggunakan soal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Soal yang tengah disusun itu melibatkan pusat dalam hal ini Kemendikbud sebesar 25% dan sisanya dengan porsi lebih besar, 75% soal, disusun kelompok kerja guru (KKG), khususnya oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Sebanyak 25% soal dari Kemendikbud dimaksudkan untuk menjadi jangkar.

Hal itu dikemukakan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Sumarna Surapranata di Jakarta, kemarin. Dia menjelaskan para guru MGMP telah dilatih dalam menyusun soal-soal tersebut.

Terdapat skema USBN untuk meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran, yakni guru harus terbiasa membuat soal bernalar tinggi. "Kami dari GTK mendukung dan mempersiapkan guru dengan memberikan pelatihan kepada kelompok kerja guru. Sekitar 6.000 guru yang dilatih," ungkap Pranata. Dia menjelaskan lebih lanjut, nanti akan ada dua jenis soal yang dibuat MGMP, yaitu pilihan ganda dan uraian.

Soal-soal itu digandakan dan dipakai untuk USBN dengan merujuk pada 25% butir jangkar soal titipan dari pusat sebagai standardisasi. Dengan itu, para guru yang terlibat dalam pembuatan soal tidak mengalami kesulitan. Hal itu disebabkan mereka telah terbiasa menyusun soal dan dibantu dengan soal jangkar.

Pemerintah pusat, lanjut dia, hanya menganggarkan pelatihan guru MGMP dalam jumlah kecil. Dalam hal ini, satu kabupaten memiliki satu kelompok kerja guru yang dilatih pembuatan soal.

Karena itu, dalam menutuskan penyusunan soal bernalar tinggi untuk 17 mata pelajaran yang di-USBN-kan, pihaknya telah meminta bantuan dari pemerintah daerah (pemda) agar membantu membiayai dalam menggandakan jumlah soal yang disusun MGMP.

"Kami menyediakan anggaran untuk membiayai satu kelompok MGMP, tapi kami juga meminta daerah membiayai sehingga satu kelompok ini bisa digandakan," cetusnya.

Hemat dia, pemda dapat menggandakan atau mereplikasi guru untuk ujian sekolah (US). Meskipun ada USBN, masih terdapat mata pelajaran yang tidak di-USBN-kan, misalnya pendidikan olahraga. Karena itu, guru-guru mata pelajaran yang tidak masuk UN dan USBN dapat menyusun soal untuk US.

Secara terpisah, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemendikbud Totok Suprayitno mengatakan USBN memberikan kesempatan bagi guru meningkatkan kemampuan membuat soal yang baik.

UNBK
Untuk ujian nasional berbasis komputer (UNBK), dia menyampaikan pesan bagi sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana dapat berkolaborasi dengan sekolah sekitar yang menjadi tempat penyelenggara.

Ia mengingatkan sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana serta jauh dari zonasi sekolah penyelenggara tidak boleh memaksa siswa membeli laptop dalam rangka UNBK. "UNBK ini gratis dan tidak ada pungutan biaya. Jadi bagi sekolah yang tidak dapat menyelenggarakan UNBK jangan paksa siswa," tegasnya.

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul sudah mengajukan usul ke pemerintah pusat. Isinya permintaan bantuan pengadaan komputer guna mendukung penyelenggaraan UNBK 2017 untuk SMP.

"Komisi D DPRD dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul datang ke Jakarta (pusat) istilahnya memohon bantuan perangkat untuk pelaksanaan UNBK," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Bantul Totok Sudarto di Bantul, kemarin.(Bay/AU/H-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya