Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Ujian Mandiri Bersifat Opsional

Puput Mutiara
21/2/2017 08:52
Ujian Mandiri Bersifat Opsional
(ANTARA/Ampelsa)

MENYUSUL keputusan beberapa perguruan tinggi negeri (PTN) yang tidak lagi menggunakan ujian mandiri (UM) sebagai salah satu jalur seleksi penerimaan mahasiswa baru, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir menegaskan UM hanya bersifat opsional.

Dengan kata lain, setiap perguruan tinggi memiliki hak prerogatif untuk menentukan jalur seleksi masuk PTN dengan atau tanpa UM meski pelaksanaannya tetap harus mengacu pada Peraturan Menristek Dikti No 126/2016 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi.

“Tanpa UM lebih bagus, tapi problemnya tidak semua perguruan tinggi bisa tersedia hanya dengan SNMPTN (seleksi nasional masuk PTN) dan SBMPTN (seleksi bersama masuk PTN),” ujar Menristek di sela-sela Kunjungan Kerja ke Sidoarjo, Jawa Timur, kemarin.

Menurutnya, jika tidak semua kuota terpenuhi, akan terjadi kekosongan kursi. Guna menghindari kemungkin­an tersebut, kebijakan pemerintah tetap memperbolehkan perguruan tinggi melakukan UM dengan kuota maksimal 30%.

Hanya, memang, Nasir menyarankan perguruan tinggi dengan nilai peserta SBMPTN di atas rata-rata standar (passing grade) agar tidak lagi menggunakan UM, tetapi cukup mengambil dari hasil nilai SBMPTN tersebut.

“Misal nilai passing grade-nya 60, tapi yang lulus kebanyakan di atas 80. Otomatis tidak semua bisa masuk karena kuota SBMPTN-nya terbatas, yang seperti ini bisa diambil tanpa harus UM,” tandasnya.

Finalisasi data
Di sisi lain, Ketua Umum Panitia SNMPTN 2017 Ravik Karsidi menyampaikan 18.005 sekolah sudah mengisi data pada pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS). Jumlah itu meningkat 21,37% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya 14.156 sekolah.

Dari total 18.005 sekolah, sebanyak 14.740 sekolah sudah finalisasi, sedangkan 1.754 belum mengisi data sekolah secara lengkap.

“Sebagian besar atau 2.479 sudah mengisi data lengkap. Namun karena pihak sekolah kurang memahami atau ketidaktahuan sehingga tidak melanjutkan pada proses berikutnya,” tukas Ravik dalam jumpa pers di Kota Surakarta, Jawa Tengah, kemarin.

Karena itu, panitia pusat SNMPTN 2017 tetap memberi kesempatan kepada siswa dengan melakukan finalisasi secara otomatis dan dilanjutkan dengan proses verifikasi otomatis. Dengan begitu, siswa tidak dirugikan karena kesalahan atau kelalaian sekolah.

Proses selanjutnya, terang Rektor Universitas Negeri Semarang itu, pemeringkat­an oleh sistem SNMPTN dan pendaftaran bagi siswa yang memenuhi syarat dapat berjalan sesuai dengan rencana. Namun, siswa diminta untuk tetap cermat agar tidak terjadi kesalahan.

“Bagi siswa yang tidak masuk pemeringkatan dan tidak memenuhi syarat sebagai pendaftar SNMPTN dapat mengikuti jalur SBMPTN atau UM,” tutur dia.

Lebih lanjut, ia memberikan penekanan khusus bagi para peserta yang memiliki kemampuan dan keyakinan lolos agar sesegera mungkin mendaftar. Hal tersebut guna menghindari terjadinya gagal sistem (error) menjelang batas akhir pendaftaran.

Diingatkan kembali, pendaftaran SBMPTN akan dimulai 11 April 2017 sampai 5 Mei 2017. Ujian tertulis (paper based test dan computer based test) dilaksanakan 16 Mei 2017, dilanjutkan ujian keterampilan program studi keolahragaan dan seni pada 17-18 Mei 2017, serta pengumuman pada 13 Juni 2017. (FR/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya