Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Yoga Suara: Berdamai dengan Hati Kecil

03/12/2016 05:30
Yoga Suara:  Berdamai dengan Hati Kecil
(MI/Sumaryanto)

NAMANYA Yoga Suara, tapi biasa disapa Oges.

Pria kelahiran Bandung, 9 Februari 1974 ini dikenal sebagai penyanyi cilik berbakat.

Sejak kecil ia sudah menekuni dunia tarik suara hingga Oges kerap tampil dan memenangi lomba menyanyi.

Hidup Oges sepertinya berubah sejak 1991.

Saat usianya 17 tahun, ia divonis mengidap Guillain barre syndrom (GBS), yang tergolong penyakit langka.

Masa remajanya hilang karena penyakit itu menyebabkan ia cacat permanen.

Menurut dokter Nani Kurniani, penyakit ini bisa menyerang keempat anggota gerak yang menyebabkan cacat ataupun kelumpuhan.

Karena masih langka, masih banyak kendala untuk pengobatannya.

"Itu adalah penyakit kelumpuhan yang terjadi setengah akut pada keempat anggota gerak. Termasuk penyakit autoimun, tapi biasanya terjadi pada usia muda dan dewasa. Memang di Indonesia belum ada datanya, tapi di dunia katanya 1 dari 40 ribu orang yang mungkin terkena penyakit GBS ini," tutur Nani.

Walau sempat terpukul, Oges bisa segera bangkit dan menatap masa depan.

Ia menata kembali hidupnya secara perlahan hingga dirinya bisa berdamai dengan hati kecil untuk menerima kondisi fisik yang tak lagi sempurna.

Kebahagiaannya bertambah ketika seorang perempuan bernama Dian Ria Riana bersedia menerima pinangannya.

Pada Maret 2011 keduanya menikah dan menjalani hidup bersama dengan sangat harmonis.

Oges pun mulai kembali mengasah kemampuannya.

Ia pun kembali berkarya seperti banyak orang. Bersama Layala Roesli, anak musikus besar Harry Roesli, Oges mendedikasikan sebuah proyek minialbum.

"Proyeknya sih minialbum, dengan beliau karena saya terinspirasi dari semangat beliau tersebut. Semangat itu sayang kalau tidak diaplikasikan ke dalam album. Kalau hanya terbuang percuma gitu ya, spirit yang besar ini harus masuk ke suatu album dan mudah-mudahan bisa menginspirasi pendengar-pendengar lain untuk membuat suatu yang sama juga," kata Layala Roesli.

Keterbatasan fisik tak menghalangi Oges untuk bisa bermanfaat bagi orang lain.

Bersama dengan Risma Inoy, ia mendirikan komunitas Care GBS pada 2012.

Mulai dari komunitas itu Oges dan kawan-kawannya aktif menyosialisasikan GBS pada masyarakat Indonesia. (Rio/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya