Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
SOCIAL Trust Fund (STF) UIN Jakarta meresmikan kompleks Filantropi Hijau di Cercondeso, Desa Cidokom, Bogor. Kegiatan bertajuk 'EcoRanger Ksatria Penjaga Bumi' ini digelar bersama Pusat Pengembangan Green Campus UIN Jakarta, dengan melibatkan berbagai program ramah lingkungan.
Rangkaian kegiatannya meliputi penanaman bibit pohon, pemasangan panel surya, pembangunan saung belajar, pembuatan sumur resapan air hujan, hingga pelatihan pemberdayaan perempuan pelaku UMKM hijau. Pada kesempatan yang sama, STF juga meluncurkan program 'Sampah Prestasi'. Sampah prestasi yakni konversi nilai jual botol plastik menjadi dana beasiswa bagi mahasiswa berprestasi namun kurang mampu.
Koordinator Pusat Green Campus UIN Jakarta sekaligus Tim Fundraising STF, Johan Arsitya Lesmana, menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat Cidokom. “Terima kasih pada warga yang telah membuka diri terhadap gagasan dan inovasi berkelanjutan. Filantropi Hijau adalah ikhtiar pembangunan berkelanjutan yang bisa mentransformasi masyarakat untuk menjaga bumi dan melestarikan lingkungan,” ujar Johan.
Kegiatan ini juga mengedukasi anak-anak usia dini agar tumbuh menjadi pahlawan lingkungan. Menurut Johan, kepahlawanan saat ini tidak lagi diukur dari angkat senjata, tetapi bagaimana melawan perusakan alam, deforestasi, serta keserakahan yang merugikan bumi. “Pahlawan adalah mereka yang menanam pohon untuk bumi yang berkelanjutan,” tambahnya.
Selain anak-anak EcoRanger, kegiatan juga didukung relawan dari Caukin Studio London, lembaga filantropi berbasis arsitektur yang kerap membantu pembangunan di negara-negara berkembang. Sebanyak 15 relawan dari lima negara yaitu Swiss, Jerman, Polandia, India, dan Inggris, ikut serta membangun saung belajar dan berinteraksi dengan warga Cidokom selama dua bulan proyek berlangsung.
STF menegaskan, Filantropi Hijau merupakan legacy UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Program ini bahkan digadang sebagai pintu masuk peta jalan baru dalam konstelasi global. “Ke depan kita akan menggagas Kurikulum Hijau untuk mendampingi Kurikulum Cinta di Kementerian Agama serta konsep Deep Learning dari Kementerian Pendidikan,” kata Johan.
Johan menekankan bahwa paradigma terhadap sampah harus diubah. “Selama ini sampah dianggap tak berguna, padahal masih punya nilai mulia. Dari sampah kita bisa membiayai banyak sarjana berprestasi di negeri ini,” tegasnya. (H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved