Headline

Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.

Monyet Ekor Panjang di Ubud Gunakan Batu sebagai Alat Bantu Seksual

Margaretha Tiffany
26/8/2025 12:36
Monyet Ekor Panjang di Ubud Gunakan Batu sebagai Alat Bantu Seksual
Ilustrasi(freepik)

MONYET ekor panjang menjadi salah satu daya tarik utama di Sacred Monkey Forest, Ubud, Bali. Ratusan Monyet hidup di kawasan hutan yang rimbun untuk menarik perhatian wisatawan sekaligus memanfaatkan makanan yang diberikan oleh para pengunjung.

Monyet-monyet di sana memiliki gaya hidup yang relatif santai. Sehingga memiliki waktu luang yang cukup banyak dibandingkan monyet liar pada umumnya.

Dalam penelitian terbaru, para ilmuwan menemukan perilaku yang tidak biasa. Di mana sebagian monyet menggunakan batu sebagai alat bantu dalam aktivitas seksual.

Temuan ini dipublikasikan pada 4 Agustus 2022 melalui jurnal Ethology: International Journal of Behavioural Biology. Dalam penelitian tersebut, peneliti menganalisis interaksi monyet Bali dengan batu. 

Selain perilaku umum seperti menggigit dan mengumpulkan batu, mereka juga mengetuk dan menggosokkan batu pada area genital, yang membuat mereka terangsang secara seksual. Kejadian ini terekam pada video yang dikumpulkan antara tahun 2016 - 2019.

Pada monyet jantan, aktivitas mengetuk dan menggosokkan batu pada alat kelamin terjadi lebih sering. Durasinya akan lebih lama ketika mereka mengalami ereksi. 

Para peneliti menemukan meskipun melakukan hal tersebut, monyet-monyet itu tidak pernah sampai pada tahap ejakulasi.

Sensasi

Camilla Cenni, kandidat PhD di University of Lethbridge Canada, sekaligus salah satu penulis pada penelitian ini mengatakan, sulit memberikan penjelasan pasti mengenai perilaku tak biasa ini. Tapi, ia menilai kemungkinan besar alasan di balik melakukan itu karena memberikan esensi menyenangkan.

“Seperti semacam ada rangsangan taktil dari kontak batu dengan area genital mereka, dan sensasi itu membuat mereka nyaman. Karena itu, tidak ada alasan bagi mereka untuk berhenti,” jelas Cenni.

Motif

Dalam penelitian ini, bukti penggunaan batu untuk alat bantu masturbasi pada monyet jantan cukup kuat. Namun, para peneliti merasa kesulitan untuk memastikan motif perilaku serupa pada monyet betina.

Meski begitu, peneliti menemukan monyet betina tampak lebih selektif dalam memilih batu. Mereka cenderung memilih batu dengan sudut yang tajam atau tekstur kasar untuk mengetuk atau menggosok area genital mereka.

Jepang

Perilaku ini tidak hanya ditemukan di Bali, tetapi juga telah diamati pada macaque Jepang. Para ilmuwan mengkategorikannya sebagai perilaku budaya, kebiasaan yang diwariskan dan dipelajari antarindividu dalam kelompok monyet dengan spesies yang sama.

Jumlah Makanan

Selama masa pandemi, ketika jumlah makanan dari pengunjung berkurang drastis, kelompok monyet di Sangeh Monkey Forest, Bali bagian barat daya, sempat keluar dari kawasan suaka untuk merampas makanan dari rumah-rumah penduduk.

Berbeda dengan monyet di Sacred Monkey Forest, Ubud, mereka memiliki akses makanan yang lebih terjamin. Karena dikelilingi oleh pemukiman dan mendapat pasokan buah serta sayuran setidaknya tiga kali sehari dari para pengelola pura.

Menurut Cenni, ketersediaan makanan ini dapat menjadi salah satu faktor monyet-monyet tersebut memiliki kebiasaan bermain dengan batu, termasuk menggunakan batu sebagai alat bantu dalam aktivitas seksual.

Penelitian ini membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut terkait perilaku monyet dengan batu, sekaligus memberikan pemahaman yang lebih mendalam terkait hewan primata. (Vice/Z-2)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya