Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
PENGGUNAAN computed tomography scan atau CT scan di Amerika Serikat terus meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Teknologi ini dinilai sangat membantu dokter dalam mendeteksi penyakit secara cepat dan akurat, bahkan mampu menyelamatkan nyawa pasien.
Namun, sejumlah ilmuwan mengingatkan adanya risiko kecil dari paparan radiasi CT scan yang berpotensi meningkatkan risiko kanker di masa depan.
Mengutip dari halaman Science Alert, secara individu, risiko kanker akibat CT scan tergolong sangat rendah dan sering kali dianggap tidak signifikan. Karena itu, pasien tidak perlu ragu menjalani prosedur ini bila memang direkomendasikan secara medis.
Meski begitu, secara populasi, lonjakan jumlah pemeriksaan CT scan menimbulkan pertanyaan besar mengenai dampak jangka panjangnya.
CT scan merupakan salah satu jenis pemeriksaan radiologi untuk melihat kondisi organ dalam tubuh. Pemeriksaan ini sering digunakan untuk mendiagnosis penyakit, memandu tindakan medis, hingga memantau respons pengobatan tertentu, misalnya pada pasien kemoterapi.
Secara umum, CT scan aman dilakukan. Namun, seperti prosedur medis lainnya, pemeriksaan ini tetap memiliki risiko efek samping, terutama pada anak-anak dan ibu hamil.
CT scan dapat dilakukan dengan atau tanpa zat kontras. Zat kontras, yang sebagian besar berbahan dasar yodium, biasanya disuntikkan ke pembuluh darah untuk memperjelas kualitas gambar organ, pembuluh darah, atau jaringan tertentu.
Saat disuntikkan, pasien mungkin merasakan sensasi hangat pada tubuh, yang umumnya tidak berbahaya. Namun, penggunaan zat kontras dapat menimbulkan reaksi alergi dan memengaruhi fungsi ginjal. Karena itu, CT scan dengan kontras tidak disarankan bagi penderita diabetes, asma, penyakit jantung, gangguan tiroid, atau penyakit ginjal.
Adapun efek samping yang sering timbul seperti, ruam dan gatal pada kulit, batuk, pusing, kram perut, sembelit, serta mual dan muntah
CT scan memanfaatkan radiasi sinar-X berkekuatan tinggi. Paparan radiasi tingkat tinggi berpotensi merusak DNA sel tubuh sehingga meningkatkan risiko kanker. Namun, risikonya tergolong sangat kecil jika prosedur hanya dilakukan sesekali. Peningkatan risiko baru muncul apabila seseorang menjalani CT scan berulang kali.
Meski demikian, manfaat CT scan yang akurat dalam membantu diagnosis dinilai jauh lebih besar dibanding potensi risikonya.
Anak-anak lebih rentan terhadap efek samping CT scan. Sementara pada ibu hamil, prosedur ini berisiko menyebabkan cacat lahir pada bayi. Karena itu, dokter akan mempertimbangkan dengan hati-hati manfaatdan risiko sebelum merekomendasikan CT scan pada kelompok tersebut. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved