Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
SEORANG anak berusia 3 tahun berinisial R asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal karena cacingan. Ahli Parasitologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Saleha Sungkar menjelaskan cacingan dapat menyerang semua umur tapi paling sering dialami anak TK dan SD.
Pada kasus cacingan, ujar dia, cacing yang paling sering ditemui ialah cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang hidup di rongga usus. Cacing betina bertelur dan telur dikeluarkan bersama feses pada saat buang air besar. Jika anak BAB di WC, telur cacing masuk ke dalam septic tank dan mati. Jika anak BAB di tanah, sambungnya, telur cacing menetas di tanah dan berkembang menjadi telur yang berisi larva dalam waktu 3 minggu.
"Jika anak-anak bermain di tanah dan telur cacing gelang menempel di tangan maka jika anak memegang makanan, telur menempel di makanan dan ikut tertelan bersama makanan dan masuk ke usus lalu menetas menjadi larva di usus halus," kata Saleha, Kamis (21/8).
Selanjutnya larva menembus dinding usus halus dan bergerak menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu dialirkan ke jantung, kemudian ke paru dan akhirnya menetap di usus. Rangsangan tersebut dan larva akan tertelan ke dalam esofagus, lalu menuju ke usus halus. Di usus halus larva berubah menjadi cacing dewasa. Sejak telur matang tertelan sampai cacing dewasa bertelur diperlukan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
Faktor yang dapat memicu cacingan ialah BAB sembarangan seperti di kebun, di saluran pembuangan, atau di halaman rumah. Risiko terkena cacingan semakin rentan jika anak tidak cuci tangan setelah kontak dengan tanah, tidak cuci tangan sebelum makan dan tidak cuci tangan sesudah BAB.
"Setelah larva berada di usus halus, selanjutnya larva menembus dinding usus halus dan bergerak menuju pembuluh darah dan mengikuti aliran darah jantung, kemudian ke paru. Di keberadaan larva di paru memicu batuk, sesak napas dan demam," ungkapnya.
Saleha mengatakan dampak cacingan tidak menyebabkan kematian secara langsung tetapi karena cacingan menyebabkan kurang gizi dan penurunan daya tahan tubuh maka mudah terserang penyakit lain.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar minum obat cacing setiap 6 bulan seperti albendazol 1 tablet atau pirantel pamoat. Berikan penyuluhan agar anak tidak BAB sembarangan, mencuci tangan sesudah memegang tanah, sebelum makan dan sesudah BAB. Makanan selalu ditutup agar tidak dihinggapi lalat karena lalat yang hinggap di tinja dapat memindahkan telur cacing ke makanan. (H-4)
Cacingan umum terjadi pada anak usia 5–10 tahun. Kenali gejala, cara mengobati, dan langkah pencegahan untuk melindungi anak dari infeksi cacing.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved