Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
EKONOMI senior sekaligus tokoh nasional Mari Elka Pangestu terus menjaga rasa hormat dan kasih sayang kepada kedua orangtuanya yang telah berpulang. Baginya, cinta seorang anak pada orangtua harus terus dirawat di hati meski sudah tak lagi berada di tempat yang sama.
Belum lama ini, mantan Menteri Pariwisata Republik Indonesia tahun 2011--2014 itu baru saja melakukan relokasi makam orangtuanya ke salah satu area permakaman di Tangerang, Lestari Memorial Park Tangerang. Ia mengatakan, pemindahan itu bukan hanya soal memindahkan jasad, tetapi merupakan bentuk cinta, penghormatan, dan bakti seorang anak kepada sosok yang telah membentuk hidupnya.
Ayahanda Mari Elka Pangestu, Almarhum Pang Lay Kim adalah tokoh ekonom legendaris Indonesia, sekaligus sebagai seorang dosen senior Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia.
Relokasi dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 02 Agustus 2025 lalu, dilakukan secara tertutup dan dihadiri oleh keluarga inti serta beberapa kerabat dekat. Prosesi pemindahan berjalan dengan lancar, disertai doa dan penghormatan spiritual yang mendalam. Pemindahan ini juga dilakukan dengan mengikuti prosedur keagamaan secara utuh dan penuh penghormatan.
“Kami percaya bahwa mengenang orangtua bukan hanya dengan doa, tetapi juga dengan menjaga semangat dan nilai yang mereka wariskan. Itulah mengapa kami ingin tempat peristirahatan ini menjadi simbol cinta kasih kami yang tidak pernah padam,” kata Hanny Setiawan, perwakilan anggota keluarga Mari Elka, dalam keterangan tertulis, Jumat, (8/8).
Dengan relokasi itu, keluarga besar sosok yang saat ini menjabat Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral itu berharap agar generasi penerus tetap terhubung secara emosional dan spiritual dengan para pendahulu, serta terdorong untuk terus melanjutkan nilai-nilai kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.
Upaya relokasi makam orangtua dari sosok kelahiran 23 Oktober 1956 itu ke Lestari Memorial Park juga menjadi cerminan bagaimana nilai kekeluargaan, penghormatan terhadap leluhur, dan pelestarian spiritualitas tetap dijaga, bahkan dalam kehidupan yang modern sekalipun.
“Bagi kami, ini adalah bentuk cinta yang terakhir. Kami ingin memberikan tempat peristirahatan terbaik untuk orangtua kami, di lingkungan yang damai, tenang, dan tertata rapi,” tambahnya.
Relokasi makam orangtua Mari Elka Pangestu menjadi bukti nyata bahwa cinta seorang anak tidak berhenti saat kepergian orangtuanya. Sebaliknya, cinta itu menemukan bentuk baru: dalam tindakan, keputusan, dan tempat yang lebih layak untuk mengenang. Lestari Memorial Park Tangerang bukan hanya tempat peristirahatan terakhir, tetapi taman kenangan yang abadi, tempat di mana cinta terus hidup, bahkan setelah kepergian.
Ia mengatakan, Lestari Memorial Park Tangerang dipilih sebagai lokasi baru karena menawarkan kenyamanan, tata kelola profesional, serta suasana yang benar-benar mencerminkan ketenangan abadi. Hamparan hijau, jalur pedestrian yang luas, area refleksi, hingga sistem digitalisasi lokasi makam membuat kawasan ini terasa lebih manusiawi dan spiritual.
Pemindahan dilakukan dengan dokumen administratif diproses secara legal dan transparan. Tidak ada langkah yang tergesa-gesa. Semuanya dilakukan dengan penuh empati, hormat, dan kesabaran. (H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved