Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
PENDERITA asma perlu memperhatikan jenis makanan yang mereka konsumsi sehari-hari, karena beberapa makanan dapat memperburuk gejala atau bahkan memicu serangan asma.
Menurut informasi dari Halodoc, terdapat tiga jenis makanan yang sebaiknya dihindari demi menjaga kesehatan sistem pernapasan.
Konsumsi beberapa jenis makanan tanpa perhatian dapat berisiko menimbulkan reaksi yang dapat memperparah keadaan.
Berikut adalah tiga jenis makanan yang tidak disarankan untuk orang yang memiliki asma:
Buah kering seperti kismis, aprikot, dan prune sering dianggap sebagai pilihan kesehatan karena kandungan serat dan antioksidannya yang tinggi.
Namun, seringkali buah ini diawetkan menggunakan bahan pengawet seperti sulfur dioksida dan sulfit agar tetap tahan lama dan warnanya tidak berubah.
Kandungan sulfit tersebut bisa memicu penyempitan saluran napas pada sebagian penderita asma.
Meskipun tidak semua orang mengalami reaksi terhadap zat ini, bagi mereka yang sangat sensitif.
Mengonsumsi buah kering dapat menimbulkan batuk, kesulitan bernapas, dan gejala lain yang dapat bertambah parah.
Oleh karena itu, sebaiknya mereka memilih untuk mengonsumsi buah segar tanpa tambahan bahan pengawet.
Udang termasuk dalam kategori makanan laut yang dapat memicu reaksi alergi. Bagi sebagian penderita asma, mengonsumsi udang dapat memicu reaksi berlebihan dari sistem imun.
Gejala yang mungkin timbul meliputi gatal-gatal di tenggorokan, pembengkakan, dan bahkan sesak napas yang parah.
Selain itu, udang yang dijual di pasar biasanya diawetkan dengan sulfit, yang juga dikaitkan dengan kambuhnya gejala asma.
Risiko alergi terhadap protein laut, ditambah dengan adanya bahan pengawet, membuat udang tidak disarankan untuk penderita asma, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat alergi terhadap makanan laut.
Acar diolah dengan fermentasi atau direndam dalam cuka dan garam dengan kadar tinggi.
Produk ini seringkali juga mengandung bahan pengawet tambahan untuk memperpanjang masa simpannya.
Kandungan garam yang tinggi dapat berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh dan memperburuk peradangan, termasuk di saluran pernapasan.
Bagi penderita asma, mengonsumsi makanan yang tinggi garam dan bahan pengawet seperti acar dapat menyebabkan produksi lendir yang berlebihan dan menyempitkan jalur pernapasan.
Hal ini dapat memperburuk gejala seperti suara mengi dan kesulitan bernapas, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dan secara teratur.
Selain tiga jenis makanan tersebut, penderita asma juga disarankan untuk menghindari makanan olahan dan produk susu.
Kedua jenis makanan ini diketahui dapat memicu reaksi alergi dengan tingkat ringan hingga sedang yang dapat memengaruhi sistem pernapasan.
Makanan olahan sering mengandung zat tambahan seperti MSG, nitrit, atau pewarna buatan yang bisa memperburuk gejala asma.
Sementara itu, produk susu dapat meningkatkan pembentukan lendir yang dapat menghalangi saluran napas pada beberapa orang.
Mengatur pola makan merupakan bagian penting dalam menjaga stabilitas kondisi penderita asma.
Dengan mengenali dan menghindari makanan yang dapat memperburuk gejala, risiko terjadinya serangan asma dapat berkurang dengan signifikan.
Memilih makanan yang segar dan minim pengawet adalah strategi yang sederhana tetapi efektif dalam mendukung pengelolaan asma dalam jangka panjang.
Sumber: halodoc
TEMA Hari Asma Sedunia 2025 yaitu Jadikan Perawatan Inhalasi Dapat Diakses oleh SEMUA ORANG! (Make Inhaled Treatments Accessible for ALL!).
Anak yang pada siang hari bisa beraktivitas sebagaimana biasa tetapi batuk berat pada malam hingga dini hari ada kemungkinan menderita asma.
Pemicu asma ada beragam yakni polutan domestik berupa asap rokok, debu, asap dari dapur, binatang berbulu, hingga sarang tungau debu di kamar anak atau rumah.
Asma adalah penyakit paru maka cara pemberian obat asma terbaik adalah dengan memasukkannya ke dalam paru, dengan cara dihirup oleh pasiennya.
Serangan asma terjadi ketika saluran napas menyempit akibat bronkospasme, peradangan, dan produksi lendir berlebih, yang menyebabkan sesak napas, batuk, dan mengi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved