Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
EPILEPSI masih menjadi salah satu kondisi kesehatan yang diselimuti stigma dan mitos, terutama di Indonesia. Meski sudah dikenal lama, banyak masyarakat yang masih mengaitkannya dengan hal mistis atau guna-guna.
Padahal, epilepsi adalah gangguan medis yang dapat dijelaskan secara ilmiah.
Yuk, simak beberapa fakta penting yang sering disalahpahami tentang epilepsi berikut ini. Pemahaman yang benar bisa bantu kita menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan suportif!
Kejang pada penderita epilepsi disebabkan oleh aktivitas listrik abnormal di otak, bukan karena ilmu hitam atau kekuatan supranatural. Pemeriksaan medis seperti EEG (elektroensefalogram) dapat mendeteksi pola kejang dan membantu diagnosis yang akurat.
Sampai saat ini, tidak ada bukti medis bahwa epilepsi menular. Kontak fisik, berbagi makanan, atau berbicara dekat dengan penderita tidak akan menularkan penyakit ini.
Stigma bahwa epilepsi “menular” hanya membuat penderita merasa terasingkan. Yuk, ubah pola pikir kita!
Banyak penderita epilepsi yang berhasil mengendalikan kejang melalui obat antiepilepsi, pola tidur yang teratur, mengelola stres, dan cek rutin ke dokter.
Dengan perawatan yang tepat, mereka tetap bisa menjalani aktivitas seperti bekerja, sekolah, hingga berolahraga secara normal.
Epilepsi tidak memengaruhi kecerdasan seseorang. Banyak orang dengan kondisi ini tetap sukses secara akademik maupun profesional, selama mendapatkan dukungan dan perawatan yang tepat.
Prestasi mereka membuktikan bahwa epilepsi bukan penghalang untuk berkembang.
Epilepsi dapat terjadi pada siapa saja — anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari cedera kepala, infeksi otak, hingga kelainan bawaan pada sistem saraf.
Karena itu, penting untuk lebih peka terhadap gejala dan memberikan respon yang bijak jika melihat seseorang mengalami kejang.
Epilepsi adalah gangguan neurologis yang dapat dikontrol secara medis dan bukan kutukan. Pemahaman yang benar bisa mendorong penerimaan sosial, menghilangkan stigma, serta membantu para penderita menjalani hidup yang produktif.
Mari bersama ciptakan lingkungan yang lebih peduli dan inklusif bagi mereka yang hidup dengan epilepsi. (Siloam Hospitals/Z-10)
Imunisasi tidak dapat diberikan kepada anak berkebutuhan khusus apabila dia memiliki gangguan medis kontra indikasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved