Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.

Persahabatan Dua Orang Terasing

Hera Khaerani/M-2
20/11/2016 03:00
Persahabatan Dua Orang Terasing
()

DI atas kursi rotan samping beranda rumah sepupunya di Monroeville, Alabama, mata Truman Capote semula terpaut pada buku yang dibacanya. Kisah Petualangan Sherlock Holmes mengajak pikirannya menjelajah kendati sedang di rumah. Sudah dua pekan dia tiba di sana pada musim panas itu, tapi Tru belum juga mendapat kawan untuk bermain. Setidaknya hingga hari itu, ketika sesosok anak yang sedang berada di atas tembok batu memanggilnya untuk mendekat.

Truman tertegun, bingung melihat rambut pendek dan celana monyet yang dikenakan anak di hadapannya. "Kau perempuan??" Sebaliknya, anak yang kemudian diketahui bernama Nelle itu pun menatapnya tajam. Terkejut oleh nada suara Truman yang tinggi, rambut pirang, dan setelan seragam pelaut putihnya, Nelle merasa terkecoh juga. "Kau laki-laki??"

Itulah perjumpaan pertama Truman Capote dan Nelle Harper Lee, dua penulis besar yang namanya kini dikenal di seantero dunia. Persahabatan mereka tidak dimulai dengan mulus, mereka saling menghina penampilan satu sama lain. Bahkan, Nelle yang tersinggung mendorong Truman sampai jatuh dan setelan putih terbaiknya jadi kotor. Tak hanya itu, buku Petualangan Sherlock Holmes yang sedang dibacanya pun diambil Nelle tanpa izin untuk meminjamnya.

Dari bibinya, Truman mengetahui kemalangan Nelle berawal dari rumah. Anak perempuan itu memang kurang terurus lantaran ayahnya sibuk bekerja, sementara ibunya mengalami gangguan jiwa. Di hari-hari ketika kejiwaannya terganggu dan ibunya lupa memasak, mereka sekeluarga terpaksa menyantap semangka sebagai makan malam.

Mengetahui itu, Truman menyusuri koleksi bukunya dan memilihkan satu yang dia yakin akan disukai Nelle. Buku berjudul Misteri Kapal Selam yang Rusak lantas ditinggalkannya di atas tembok batu untuk Nelle baca. Keesokan paginya, buku itu sudah lenyap. Demikianlah pertemanan mereka berkembang. Permusuhan luluh oleh buku.

Buku sebagai obat
Novelisasi kisah nyata persahabatan Truman Capote (penulis In Cold Blood) dan Nelle Harper Lee (penulis To Kill a Mockingbird) ditulis G Neri dalam buku berjudul Tru & Nelle. Versi terjemahan ke bahasa Indonesia diterbitkan Penerbit Noura Books.

Sebelum menjadi seorang penulis yang mampu meraih penghargaan Coretta Scott King juga Promising Poet Award, Neri adalah seorang pembuat film dan animator. Maka, tidaklah mengherankan bila ketika membaca buku ini, Anda akan mendapatkan suguhan cerita yang deskriptif, membuat pembaca mudah membayangkan latar setting-nya.

Keseruan kedua raksasa sastra itu yang ketika kanak-kanak menghidupkan berbagai karakter dari buku yang dibaca sungguh menarik dibaca. Perpustakaan, rumah pohon, bahkan gedung pengadilan menjadi taman bermain keduanya. Buku ini pun layak menjadi bacaan bagi anak-anak. Salah satunya ketika mereka mencoba untuk memecahkan misteri soal pembobolan di toko di kota kecil mereka, di saat sang pencuri tak mengambil sesuatu yang berharga, hanya beberapa permen dan satu bros indah.

Di sisi lain untuk pembaca dewasa, konflik keluarga baik yang dialami Tru maupun Nelle menjadi pembelajaran menarik betapa buku bisa menjadi obat. Andai keduanya tak mampu membaca dan tidak kabur ke dalam kisah-kisah petualangan di dalamnya, rasanya nyaris mustahil untuk siapa pun bisa menjaga kewarasannya. Ketika hidup semakin berat, mungkin itu saatnya kita mesti izinkan benak kita tercuri dan tenggelam dalam bacaan yang menyenangkan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya