Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

1975: Sakharov Terima Nobel Perdamaian

MI
30/9/2015 00:00
1975: Sakharov Terima Nobel Perdamaian
(WIKIPEDIA)
AHLI fisika asal Uni Soviet, Andrei Dmitriyevich Sakharov, penemu bom hidrogen pertama, menerima hadiah Nobel Perdamaian atas perjuangannya yang konsisten terhadap penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran HAM.

Pemerintah Soviet melarang Sakharov menerima penghargaan itu. Namun, secara pribadi ia pergi ke Oslo, Norwegia, untuk menerima penghargaan itu. Lahir di Moskow, pada 1912, Sakharov belajar ilmu fisika di Universitas Moskow.  Pada Juni 1948, pemerintah Soviet merekrut dia masuk program pembuatan senjata nuklir.

Pada 1948, setelah berhasil meledakkan untuk pertama kali bom atom mereka, Soviet bekerja sama dengan Amerika untuk mengembangkan bom hidrogen.

Akan tetapi, pada akhir 1952, Amerika sudah lebih dulu menemukan bom yang lebih canggih. Tim Soviet pun akhirnya berhasil mengungguli kecanggihan 'superbom' Amerika.

Meski telah memperoleh banyak tanda jasa atas prestasinya, Sakharov mulai gelisah dengan dampak yang ditimbulkan dari meledaknya bom hidrogen. Pada 1957, perhatiannya mulai berubah drastis, terutama tentang dampak dari bom hidrogen itu. Ia kemudian menulis artikel bahaya radiasi rendah dan mengutuk uji coba nuklir. Sakharov meminta uji coba itu dihentikan. Ia kemudian memilih menjadi pejuang HAM.

Pada 1975, ia menjadi orang pertama dari Soviet yang berhasil memperoleh Nobel Perdamaian. (30 September/History/BBC/Dok. MI)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya