Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
KOPI instan adalah jenis kopi yang telah melalui proses pengeringan ekstrak kopi sehingga dapat langsung diseduh dengan air panas tanpa perlu disaring terlebih dahulu.
Jenis kopi ini sangat populer karena praktis, cepat disajikan, dan memiliki masa simpan yang lama.
Kandungan kafein dalam kopi bisa menyebabkan lonjakan tekanan darah, terutama pada orang yang sensitif terhadap kafein.
Kafein bisa menghambat hormon tidur (melatonin), membuat kamu sulit tidur atau mengalami insomnia.
Konsumsi berlebihan bisa memicu gejala kecemasan, jantung berdebar, hingga tremor karena stimulasi sistem saraf pusat.
Bisa menyebabkan asam lambung naik (GERD), maag, atau sakit perut, terutama bila diminum dalam keadaan perut kosong.
Kandungan gula dan asam dalam kopi instan bisa menyebabkan gigi berlubang dan warna gigi menguning jika tidak diimbangi dengan kebersihan mulut.
Beberapa produk kopi instan mengandung zat aditif, pewarna, atau pengawet buatan yang tidak sehat jika dikonsumsi terus-menerus.
Kafein dapat menghambat penyerapan zat besi dari makanan, berisiko menimbulkan anemia jika dikonsumsi berlebihan.
Sifat diuretik dari kafein bisa menyebabkan kamu lebih sering buang air kecil, berisiko dehidrasi ringan jika tak diimbangi air putih.
Konsumsi rutin bisa menimbulkan kecanduan kafein, dan saat berhenti bisa mengalami gejala seperti sakit kepala, mudah lelah, atau mood swing.
Kafein bisa berinteraksi negatif dengan obat tertentu seperti antidepresan, antasida, atau obat tekanan darah.
Kopi instan adalah solusi praktis untuk menikmati kopi kapan saja dan di mana saja, terutama bagi yang ingin serba cepat.
Namun, untuk cita rasa dan manfaat maksimal, disarankan tetap memperhatikan komposisinya, dan sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan. (Z-4)
Penelitian mengungkap konsumsi kopi instan dapat meningkatkan risiko degenerasi makula terkait usia (AMD), terutama pada individu dengan faktor genetik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved