Ini Pentingnya Skrining Berat Badan untuk Mencegah TB dan Stunting pada Bayi dan Balita

KETUA Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama menjelaskan berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan tuberkulosis (TB) pada bayi dan balita. Salah satunya adalah rutin melakukan skrining berat badan bayi dan balita.

"Menghindari penularan TB pada bayi dan balita, pertama sumber penularan harus segera ditemukan dan diobati, mungkin di rumah, atau di sekolah dan lainnya," kata Prof Tjandra saat dihubungi, Sabtu (7/12).

Jika sumber penularan segera diobati maka walaupun lama pengobatan 6 bulan tetapi dalam 1 atau 2 bulan maka mereka sudah tidak menular lagi. Upaya kedua yakni bayi tentu perlu diberi vaksinasi Bacille Calmette-Guérin (BCG), meski pun proteksinya tidak maksimal.

Baca juga : Ini 5 Kelompok Orang yang Berisiko Tinggi Terkena TB dan Cara Mencegahnya

Bila diperlukan dan sesuai kriteria maka anak dan balita dapat diberikan terapi pencegahan TB.

"Kalau memang ada kontak yang mungkin menulari anak dan balita maka anak/balita harus diperiksa untuk tahu sakit TB atau tidak," ujar Direktur Pascasarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI tersebut.

Upaya lainnya, tentu secara umum daya tahan tubuh anak dan balita harus terus terjaga baik, termasuk pemantauan berkala tumbuh kembangnya melalui pengukuran berat dan tinggi badan secara rutin.

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan juga menekankan untuk melakukan program skrining kesehatan dan pengentasan TB. Wakil Menteri Kesehatan Dante Harbuwono mengatakan deteksi dini menjadi kunci keberhasilan Program Skrining Kesehatan dan Pengentasan TB di Indonesia. (Z-9)