Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Rhinoplasty, Koreksi Bentuk Hidung

Eni Kartinah
12/10/2016 07:40
Rhinoplasty, Koreksi Bentuk Hidung
(THINKSTOCK)

Memiliki hidung mancung menjadi idaman banyak orang, terutama kaum perempuan. Hidung mancung yang proporsional akan memperindah keseluruhan penampilan wajah. Tak mengherankan jika operasi memperbaiki bentuk hidung atau rhinoplasty menjadi salah satu jenis operasi plastik yang paling sering dilakukan.

Di Amerika Serikat, pada 2011 tercatat ada 244 ribu rhinoplasty dilakukan. Di Indonesia belum ada data resmi. Namun, menurut dokter spesialis bedah plastik dari Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika, Jakarta, Sidik Setiamihardja, operasi mengoreksi bentuk hidung termasuk prosedur yang populer dan diminati masyarakat.

"Rhinoplasty merupakan tindakan bedah rekonstruksi yang dilakukan untuk memperbaiki bentuk estetik dan fungsi hidung," ujar Sidik pada temu media di RS tersebut, akhir September lalu. Ia menjelaskan, ada beberapa metode untuk memancungkan hidung. Itu bisa dilakukan dengan pemasangan implan silikon padat, bisa juga dengan memasang potongan tulang rawan dari bagian tubuh pasien sendiri, yakni tulang rawan iga dan telinga.

"Penggunaan implan silikon padat untuk memancungkan hidung memiliki kelemahan, yaitu berisiko ditolak tubuh. Risiko lain hasil akhirnya kurang alami. Bagian puncak hidung jadi lebih mengilap karena kulitnya tipis," terang Sidik. Lain halnya dengan penggunaan tulang rawan iga atau telinga. Hasil akhir operasi akan tampak lebih alami. "Tulang rawan iga yang diambil sedikit saja sesuai kebutuhan. Tapi prosedur ini juga ada kekurangannya, yaitu dalam jangka lama sesudah operasi hidung akan sedikit bengkok sebab sifat alamiah tulang rawan iga memang bengkok," jelasnya. Untuk mencegah hidung bengkok itu, lanjut Sidik, ada teknik lain. Tulang rawan iga dipotong kecil-kecil sebelum dipakai untuk memancungkan hidung.

Adapun pemakaian tulang rawan telinga, menurut Sidik, langkah itu juga kerap dilakukan. Dalam praktiknya, dokter akan mengambil sedikit tulang rawan telinga dan memasangnya ke bagian hidung yang hendak dikoreksi. "Yang diambil tulang rawan pada lekukan telinga bagian belakang. Dengan teknik yang benar, bentuk telinga tidak akan banyak berubah. Jadi, tidak akan mengganggu penampilan telinga," imbuhnya.

Penentuan prosedur mana yang akan dipakai bergantung pada kondisi hidung pasien dan jenis koreksi yang diinginkan. Karena itu, sesi konsultasi sebelum tindakan operasi wajib dilakukan dengan baik. Keterbukaan pasien amat penting agar dokter dapat memahami bentuk hidung yang diinginkan. "Sebelum melakukan tindakan rhinoplasty, dokter terlebih dahulu mempertimbangkan fitur wajah pasiennya sehingga mendapatkan bentuk yang benar-benar diinginkan si empunya hidung. Hal ini akan menentukan teknik apa yang akan digunakan," ujarnya.

Kompetensi dokter
Menurut Sidik, sebelum operasi dilakukan, persetujuan tindakan medis antara pihak dokter dan pasien (informed consent) penting dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri baik dari sisi pasien maupun dokter yang akan melakukan tindakan. Dalam informed consent, dokter dapat menginformasikan tindakan apa saja yang dilakukan, lamanya tindakan operasi, hingga tahap pemulihan pascaoperasi, risiko tindakan, dan komplikasi yang mungkin terjadi.
]
"Foto hidung sebelum operasi sangat penting dilakukan. Sebelum operasi dilakukan pasien difoto dari arah depan, arah miring kiri dan kanan, samping kiri dan kanan, dan dari bawah," ujar Sidik. Pengambilan gambar itu bertujuan menilai kesimetrisan, proporsi hidung, melihat ada tidaknya kelainan, termasuk juga menentukan teknik operasi. bPada kesempatan itu Sidik juga menekankan pentingnya pasien memilih dokter yang memiliki kompetensi untuk melakukan bedah plastik. Pasien sebaiknya meneliti latar belakang dokter untuk memastikan dokter tersebut memang berkompeten melakukan prosedur rhinoplasty.

"Banyak juga pasien yang terpaksa harus dioperasi lagi akibat menjalani prosedur rhinoplasty yang keliru sebelumnya. Kasusnya macam-macam, ada yang hasil akhirnya tidak sesuai dengan keinginan, tidak simetris, ada yang lubang hidungnya menjadi terlalu sempit, bahkan ada yang implan silikonnya keluar," papar Sidik.

Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (Perapi) juga kerap mengingatkan masyarakat agar berhati-hati memilih layanan dan dokter saat akan menjalani operasi plastik. Sebagai panduan, masyarakat dapat mengecek kompetensi seorang dokter melalui www.perapisurgeon.org. Di situs tersebut tersedia kolom untuk mengecek nama-nama dokter yang memiliki kompetensi untuk melakukan bedah plastik. Terkait dengan biaya, menurut Sidik, besarannya bervariasi, bergantung pada teknik operasi, biaya alat dan fasilitas rumah sakit, serta jenis obat yang digunakan. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik