Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BANJIR Bandang yang menimpa 7 Kecamatan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, disebabkan oleh buruknya kondisi Daerah Aliran Sungai Cimanuk. Koefisien Regim Sungai (KRS) atau perbandingan debit air tertinggi dengan debit air terendah dalam satu periode pada DAS Cimanuk mencapai 713, padahal, kondisi DAS dikatakan baik apabila memiliki KRS kurang dari 80.
Kondisi tersebut, menyebabkan mudahnya air meluap saat terjadi hujan dan surut secara cepat. Saat musim kemarau, DAS akan kekeringan.
"Inilah indikator das cimanuk sudah tidak sehat. Apalagi kalau kita lihat indikator lainnya, seperti kualitas air menunjukan sungai Cimanuk sudah sangat 'sakit'," terang Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho saat ditemui dalam konferensi Pers terkait Banjir Bandang di Garut, di Kantor BNPB, Jakarta, Rabu (21/9).
Kondisi tersebut, diperparah dengan sedimentasi yang terjadi. Dikatakan Sutopo, sedimentasi yang terjadi di kawasan DAS Cimanuk mencapai 6.350 ton per kilometer persegi per tahun. Kondisi tersebut menyebabkan volume sedimentasi tahunan yang terdiposisi di Sungai Cimanuk 12,7 juta meter kubik per tahun.
Tingginya sedimentasi, lanjut Sutopo, menyebabkan pendangkalan sungai dan menyebabkan unsur hara larut akibat erosi pada saat banjir terjadi. Padahal, lokasi terjadinya banjir bandang berada di kawasan hulu yang merupakan lokasi perkebunan warga.
"Sayangnya, praktik penanaman dan perkebunan yang terjadi di lokasi ini tidak disertai dengan kaidah konservasi," imbuh Sutopo.
Konversi lahan yang terjadi di DAS Cimanuk, kata Sutopo, sekitar 75 persen dari total luas DAS yang mencapai 3.600 kilometer Persegi. Kondisi tersebut juga menyebabkan debit sungai tidak dapat menampung jika terjadi hujan. "Daerah yang terjadi banjir bandang juga bukan merupakan kawasan yang masuk dalam rawan bencana banjir," ungkapnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved