Headline

Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.

Jalur Sutra Maritim dan Poros Maritim Dunia

Abdillah M Marzuqi
04/9/2016 03:30
Jalur Sutra Maritim dan Poros Maritim Dunia
()

BUKAN rahasia lagi, kebangkitan kekuatan ekonomi dan militer Tiongkok dalam beberapa tahun belakangan ini menimbulkan kepelikan di Indonesia. Di satu sisi, walaupun pertumbuhan ekonomi Tiongkok mulai melambat dalam beberapa tahun belakangan, Tiongkok masih tetap sebuah kekuatan ekonomi global yang sangat penting, yang banyak melakukan investasi-investasi ke luar negeri. Bukan rahasia lagi, Tiongkok punya tiga program yakni, Jalur Sutra Maritim Abad ke-21, Satu Sabuk Satu Jalur (One Belt One Road/OBOR), dan Asian Infrastructure Investment Bank (AHB). Terutama melalui konsep Jalan Sutera Maritim Abad ke-21, Tiongkok terus mengembangkan hubungan perekonomian dan kerja sama dengan negara-negara sepanjang apa yang disebut sebagai jalur sutera maritim tersebut. Meski demikian, di sisi lain, TiongĀ­kok pun semakin bersikap agresif, terutama di perairan sekitarnya, seperti di Laut China Selatan. Kebijakan Sembilan Garis Putus (nine dash line) mereka meningkatkan ketegangan dengan negara-negara yang wilayah perairannya terusik, termasuk Indonesia.

Pertanyaannya kemudian, bagaimana dengan Indonesia? Bukankah Indonesia punya keinginan untuk menjadi poros maritim dunia? Apakah poros maritim dunia bisa digunakan untuk menghadapi tantangan Tiongkok? Jawabannya ya. Konsep Jalur Sutera Maritim Abad ke-21 dan Satu Sabuk Satu Jalur sebetulnya bersinergi dengan konsep Poros Maritim Dunia, dengan syarat Indonesia mau dan bisa untuk mengambil kesempatan. Itulah argumen yang dimunculkan dalam buku Arungi Samudra Bersama Sang Naga Sinergi Poros Maritim Dunia Jalur Sutra Maritim Abad ke-21. Buku ini diterbitkan Elex Media Komputindo dan ditulis Untung Suropati, Yohanes Sulaiman, dan Ian Montratama. Buku setebal 229 halaman itu memberikan sebuah sumbangan rancangan kebijakan bagi Indonesia untuk menjawab tantangan dari Tiongkok berdasarkan konsep Poros Maritim Dunia. Buku itu memiliki tiga proposisi, yakni pembentukan konsep poros maritim dunia, memahami konsep jalur sutra maritim abad ke-21, dan strategi untuk menyinergikan konsep poros maritim dunia dengan konsep jalur sutra maritim abad ke-21.

Kebangkitan Tiongkok
Argumen utama buku ini ialah, walaupun kebangkitan Tiongkok merupakan sebuah tantangan bagi Indonesia, kebangkitan Tiongkok pun merupakan sebuah kesempatan emas. Yang diperlukan Indonesia ialah membuat sebuah strategi utama yang membangun dan memberdayakan potensi kekuatan laut dan geostrategis politik. Poros Maritim Dunia ialah konsep yang cocok karena berdasarkan posisi geostrategis, Indonesia sangat kuat berada di tengah interaksi baik politik maupun perdagangan di kawasan Indo Pasifik. Untuk itulah, dalam buku itu, dijelaskan asal-muasal maritim. Indonesia negara maritim bukan tanpa akar. Buku ini terbagi menjadi lima bagian. Pertama, Sejarah Kemaritiman Indonesia (hal 37). Bagian ini membahas beberapa hal, di antaranya; Arsitektur Geopolitik Zaman Sriwijaya dan Majapahit, Tiongkok sebagai Pusat Perdagangan Dunia, Visi-Strategi Maritim Sriwijaya dan Majapahit, lalu yang paling penting adalah Memetik Pelajaran Sejarah Sriwijaya dan Majapahit.

Bagian kedua ialah arsitektur geopolitik Indo Pasifik abad ke-21 (hal 59). Bagian ini membahas kebangĀ­kitan Tiongkok dan jalur sutra maritim abad ke-21, kebijakan luar negeri Amerika Serikat dalam menghadapi kebangkitan Tiongkok, dinamika Tiongkok dan ASEAN di Laut China Selatan, dinamika Australia, India, dan Jepang di Indo Pasifik, serta implikasi dinamika geopolitik Indo Pasifik abad ke-21. Bagian ketiga membahas jalur sutra maritim abad ke-21 (hal 97). Bagian keempat berbincang tentang poros maritim dunia (hal 128). Barulah bab akhir, bagian kelima, merujuk kesimpulan akhir, yakni sinergi poros maritim dunia dan jalur sutra maritim abad ke-21 (hal 184). Buku ini menjadi semakin layak dibaca karena ditulis bukan hanya berdasar teori akademia. Tim penulis buku yang juga menjadi praktisi bidang pertahanan menjadikan buku ini layak untuk dibaca. (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya