Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
JUMAT (18/8) siang waktu Amerika Serikat pekan lalu, suasana Pioneer Academy di New Jersey, Amerika Serikat, terlihat lengang. Maklum, sekolah sedang libur musim panas.
Hanya terlihat segelintir siswa yang mengambil sekolah musim panas (summer school). Terlihat pula sejumlah guru sedang mengikuti pelatihan di satu ruang kelas.
Pioneer Academy telah beroperasi selama 14 tahun. Sekolah mendidik lebih dari 200 siswa mulai taman kanak-kanak hingga kelas 12.
Menurut guru Bahasa Inggris Pioneer Academy Arif Cagirici, siswa di sekolahnya berasal dari berbagai negara. "Di sekolah ini siswa berasal dari 20 negara, sebagian besar berasal dari Turki," katanya.
Pioneer Academy ialah satu dari empat sekolah swasta yang didirikan yayasan yang diinisiasi ulama Turki Fetullah Gulen di AS. Selain empat sekolah swasta tersebut, ada lebih dari 200 sekolah yang disubsidi pemerintah AS yang pendiriannya digagas Fetullah Gulen.
Gulen sendiri dituduh terlibat percobaan kudeta di Turki 15 Juli 2016. Karena itu, Pemerintah Turki lewat kedutaan besarnya di AS meminta pemerintah AS menutup sekolah-sekolah yang dianggap berkaitan dengan Turki. Bukan cuma kepada pemerintah AS, kepada pemerintah di negara-negara yang terdapat sekolah yang dianggap ada kaitannya dengan Gulen, termasuk di Indonesia, pemerintah Turki meminta sekolah-sekolah tersebut ditutup.
Namun, pemerintah AS, sebagaimana pemerintah Indonesia, menolak menutup apalagi "mengkudeta"'atau mengambilalih sekolah-sekolah tersebut. "Ini negara demokrasi. Tudingan Pemerintah Turki bahwa Fetullah Gulen terlibat kudeta tidak mempengaruhi kegiatan di sekolah-sekolah kami," kata Mehmet Yasar, Wakil Presiden Yayasan Golden Generation, salah satu anggota dewan (board member) di yayasan yang mengoperasikan Pioneer Academy.
Menurut Mehmet Yasar, orang tua siswa pun tidak terlalu terpengaruh dengan percobaan kudeta di Turki dan tuduhan bahwa Fetullah Gulen terlibat di dalamnya. Itu antara lain karena beberapa saat setelah kudeta dan munculnya tudingan, Gulen menegaskan dirinya menolak kudeta dan tidak ada kaitannya dengan kudeta.
"Para orang tua siswa juga sudah melihat bukti bahwa sekolah-sekolah di sini sudah beroperasi lebih dari 20 tahun. Mereka tidak percaya dengan tudingan terhadap Gulen," terang Mehmet.
Namun, Mehmet mengakui ada sedikit gangguan akibat ditangkapnya banyak pengusaha yang dituduh punya kaitan dengan Gulen oleh pemerintah Presiden Erdogan. Selain ditangkap, perusahaan mereka juga diambil alih pemerintah.
Terganggu karena sejumlah pengusaha menyekolahkan anak mereka di sekolah-sekolah Turki di kuar negeri. Juga terganggu karena banyak pengusaha Turki yang membantu biaya operasional sekolah-sekolah Turki di luar negeri. "Tapi secara umum sekolah-sekolah kami berjalan seperti biasa," pungkas Mehmet. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved