Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEKRETARIS Jenderal Pengurus Besar Mathlaul Anwar (PBMA) Dr H Jihaduddin MPd mengatakan narasi ilusi khilafah sebagai solusi segala permasalahan bangsa, merupakan hasil dari kekeliruan atas sempitnya pola pikir dan pengetahuan.
"Kenapa yang diangkat hanya soal itu itu saja? Karena mereka hanya melihat dari sisi, bagaimana sebuah pemerintahan itu semestinya memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya. Dia menganggap yang bisa menyejahterakan itu saat ini hanya dengan konsep khilafah, padahal tidak seperti itu," ujar Jihaduddin seperti dilansir Antara di Jakarta, Sabtu (26/11).
Menurut dia, penerapan sistem kekhilafahan menurutnya bukanlah solusi mutlak sebagaimana yang dipromosikan termasuk dalam hal ekonomi. Namun, dia menganggap ada cara lain yang bisa diaplikasikan dalam masyarakat untuk menyelamatkan bangsa dari berbagai problem kebangsaan.
"Tentunya dengan konsep Islam yang rahmatan lil alamin yang saling mendukung. Kalau semuanya saling memahami dan menolong tentunya nggak mungkin akan terjadi juga (dampak resesi)," tutur pria yang akrab disapa Kiai Jihad ini.
Dia menjelaskan, prinsipnya ketika semua umat menyadari betul bahwa fungsi agama adalah untuk menyelesaikan berbagai masalah, maka diyakini kondisi kebangsaan akan baik-baik saja.
Selain itu, umat juga meyakini dengan baik ajaran agama dan keyakinannya, tidak setengah-setengah sehingga dalam Islam, pemahaman konsep Islam rahmatan lil alamin itulah yang perlu dipelajari dan diperdalam.
Baca juga: Kemenag RI Akan Selenggarakan Festival Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Seni Keagamaan
"Saya melihat dari hampir 150 pemuka agama dunia di acara Religion Forum (Forum Agama) atau R20 di rangkaian G20 di Bali kemarin, mereka meyakini bahwa fungsi agama adalah untuk menyelesaikan masalah apa pun. Bukan untuk menjadikan konflik. Saya kira semuanya akan baik-baik saja," ujar Kiai Jihad yang hadir di Forum tersebut mewakili ormas Islam PBMA ini.
Wakil Rektor Universitas Mathlaul Anwar Banten ini kembali menegaskan bahwa khilafah bukan solusi untuk problem kebangsaan, namun pemerintahan bersih dan masyarakat yang menyadari dengan baik sejarah pembentukan bangsa ini merupakan kunci dalam menghadapi berbagai permasalahan.
"Jadi saya sepakat bahwa bukan persoalannya khilafahnya, tapi pemerintah manapun kalau dia sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, kesepakatan bangsa yang berlaku, saya kira semuanya akan baik dan bisa diatasi," ujar Jihad.
Jihad menjelaskan bahwa saat ini masyarakat sudah tidak begitu tertarik dengan isu khilafah karena masyarakat telah bosan dan kian enggan menanggapi narasi-narasi liar khilafah yang terus-menerus bergulir di setiap kesempatan.
"Kalau menurut saya, sekarang masyarakat sudah tidak minat dengan narasi seperti itu. Masyarakat sudah terbiasa. Kalaupun penyebar narasi saya rasa tidak akan pernah berhenti. Tetapi masyarakat sudah biasa saja menanggapinya," imbuhnya. (Ant/OL-16)
Pancasila dan khilafah tidak bisa hidup berdampingan di Indonesia. Salah satunya harus dikorbankan.
SOSOK Prof Yudian Wahyudi menjadi salah satu lulusan pesantren yang berhasil di dunia akademik. Dari Pesantren Termas di Pacitan, Jawa Timur.
Cara berpikir Zaim pun dinilai tidak sesuai dengan ideologi bangsa. Dia meyakini Zaim ingin 'menyusupkan' pemahaman khilafah dalam berniaga sejak lama.
Konvoi 'Khilafatul Muslimin' ini disebut-sebut terjadi di Cawang, Jakarta Timur, pada Minggu (29/5) sekitar jam 09.14 WIB.
Menurut Nurwakhid, Genealogi Khilafatul Muslimin tidak bisa lepas dari Negara Islam Indonesia (NII). Sebab, sebagian besar tokoh kunci dalam gerakan tersebut adalah mantan NII.
Organisasi Khilafatul Muslimin sempat menjadi perbincangan setelah melakukan konvoi pada Minggu (29/5). Konvoi tersebut viral di media sosial.
Lorin Solo Hotel mencatat bahwa sejak awal tahun, mayoritas pesta pernikahan yang diselenggarakan mengadopsi konsep wedding outdoor dan intimate,
Istilah geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu "Geo" dan "Graphein". Geo artinya bumi, dan Graphein berarti lukisan, tulisan, atau deskripsi. Dan berikut ini adalah konsep
Peta konsep adalah suatu cara atau strategi untuk menyajikan informasi dalam bentuk konsep-konsep yang saling terhubung dalam suatu rangkaian.
Event ini menghadirkan lebih dari 500 peserta pameran dari dalam dan luar negeri, 28 negara, serta 6 paviliun negara seperti Indonesia, Tiongkok, Jerman, Korea Selatan, Swiss, dan Taiwan.
Pengunjung bisa menyaksikan beragam inovasi, demonstrasi, dan mengetahui informasi dari para pakar industri terkait merancang konsep sebuah kota cerdas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved