Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
MANTAN Direktur Penyakit Menular Badan Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, mengungkapkan varian COVID-19 BA.4.6 lebih menular 28 persen dibandingkan BA.5 di wilayah Asia. Persentase di dunia secara umum, varian BA.4.6 lebih menular 15 persen dibandingkan BA.5.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan BA.2.75 di dunia secara umum, varian BA.4.6 ini lebih menular 12 persen. Untuk di Asia, varian ini jauh lebih besar persentase penularannya, yakni 53 persen.
Baca juga: Pemerintah Optimistis PMK tidak Lagi Merebak Mulai Akhir Tahun
Tjandra menyebut, sejauh ini belum ada bukti terkait varian BA.4.6 dapat menimbulkan penyakit yang lebih berat. Termasuk apakah varian itu juga dapat menghindar dari imunitas atau resisten terhadap vaksin.
“Kita memang tidak perlu khawatir berlebihan dengan kembali adanya sub varian baru ini. Karena varian atau sub varian baru memang mungkin akan ada dari waktu ke waktu. Tetapi, perkembangan ini juga tidak boleh dianggap remeh. Perlu diperiksa dengan amat cermat tentang kemungkinan ada tidaknya BA.4.6 di negara kita, apalagi di tengah kenaikan kasus sekarang ini,” kata Tjandra dalam keterangannya, Rabu (10/8).
Dalam perkembangannya, Tjandra mengungkapkan, sudah ada setidaknya 5.681 samples BA.4.6 dalam 3 bulan terakhir ini. “Dan sudah dimasukkan juga dalam database dari GISAID (Global Initiative On Sharing Avian Influenza Data). Serta BA.4.6 juga sudah dilaporkan ada di 43 negara dan diperkirakan sudah ada sejak beberapa minggu yang lalu,” imbuh Tjandra.
Berdasarkan laporan dari Centres for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat sampai (30/7), kini sudah ada 4,1% kasus di negara tersebut.
“Walaupun angka nasional mereka 4,1 persen, tetapi di 4 negara bagian Amerika yaitu Lowa, Kansas, Missouri, dan Nebraska angkanya mencapai 10,7 persen. Di daerah mid-Atlantic dan di Selatan juga angkanya lebih tinggi dari rata-rata nasional,” jelas Tjandra.
Kembali Tjandra mengingatkan agar Indonesia tetap selalu waspada dan tidak boleh menyepelekan perkembangan baru dari berbagai varian COVID-19 yang terus bermunculan. (Ol-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved