Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SERANGGA yang biasanya dianggap sebagai serangga pembawa penyakit, rupanya memiliki manfaat tersendiri untuk mengelola sampah makanan. Salah satu yang paling banyak dimanfaatkan ialah lalat hitam atau black soldier fly (BSF).
"Serangga punya potensi yang luar biasa sekali. Di Eropa banyak jangkrik, ulat bahkan kecoa yang dimanfaatkan sebagai pengelola limbah makanan. Termasuk juga BSF yang kini banyak sekali dimanfaatkan," kata CEO Biomagg Sinergi Internation Aminudin dalam Seminar Teknologi Pengelolaan Sampah dalam Mendukung Perubahan Sistem Pengelolaan Sampah Indonesia di Gedung Manggala Wanabakti, Kamis (16/6).
Baca juga: Vaksinasi Booster Meningkat saat Dijadikan Syarat Perjalanan
Aminudin mengungkapkan, BSF memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola limbah makanan. Ia menyebut, setiap 1 ton limbah makanan, sebanyak 70 sampai 75%-nya akan habis jika dikelola menggunakan BSF. Sisanya, yakni 10% sampai 20%-nya bisa menjadi maggot yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk.
"Lalat ini tidak makan, tidak minum, tidak membawa penyakit dan tidak gigit dan hidupnya hanya seminggu. Jadi mungkin Tuhan menciptakannya memang benar berfungsi untuk mengolah sampah," beber dia.
Ia mengungkapkan, maggot bisa dugunakan untuk pakan ikan, unggas dan juga bisa digunakan untuk ternak sapi yang memproduksi susu sapi perah. Pasalnya, maggot memiliki banyak protein yang baik untuk berbagai kegiatan tani maupun ternak.
Pemanfaatan BSF untuk mengelola limbah, dikatakan Aminudin bisa tiga kali lebih cepat dibanding komposting. Karenanya, ia menilai bahwa BSF bisa menjadi jawaban atas tantangan sampah makanan yang ada di Indonesia saat ini.
"Indonesia ini kan prestasinya luar biasa. Peringkat kedua penghasil limbah makanan. Setiap orang menghasilkan 300 kg sampah pertahun, dan berarti dalam satu hari menghasilkan 1 kg sampah," beber dia. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved