Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Ramadan, Momentum Bulan Tumbuhkan Takwa

S-4
07/6/2016 06:30
Ramadan, Momentum Bulan Tumbuhkan Takwa
(ANTARA /ADENG BUSTOMI)

MEMASUKI bulan suci Ramadan, kaum muslimin senantiasa tergerak dan termotivasi untuk meningkatkan amal ibadah demi meraih gelar takwa seperti yang disematkan pada firman Allah SWT dalam Alquran.

Seperti tertera dalam Alquran Surah Albaqarah ayat 183 yang jelas dan populer menjadi peletak dasar kewajiban kaum muslimin untuk melaksanakan perintah Allah SWT sebagai rukun islam ketiga, yakni beribadah puasa Ramadan.

Bagi Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Arief Rachman, pesan perintah berpuasa ialah rancangan sistem Allah SWT kepada manusia yang khusus beriman kepada-Nya.

“Jadi, perintah puasa bukan ditujukan kepada orang Islam semata, tetapi juga kepada orang yang beriman kepada Allah SWT untuk meraih gelar takwa tersebut,” papar Arief saat memberikan tausiah menyambut Ramadan di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, pekan lalu.

Arief Rachman yang kerap memberikan ceramah religi pada bulan Ramadan menukil Surah Albaqarah ayat 183 yang artinya, “Wahai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan berpuasa kepada orang-orang sebelummu agar kamu bertakwa.”

Arief Rachman mencontohkan puasa pada masa Nabi Daud dan nabi-nabi lainnya dengan kondisi waktu yang berbeda dengan era puasa di masa Rasulullah SAW hingga umatnya sampai sekarang.

“Karena itulah, bisa dikatakan Ramadan sebagai bulan rahmat dan bulan latihan yang dirancang dalam sistem Allah untuk kebaikan umat manusia dan di dalamnya bertabur banyak keutamaan,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan puasa Ramadan sebagai bulan latihan dalam meraih takwa memiliki lima indikator, yaitu beriman, ikhlas, salat, sabar, dan syukur.

Ia menjelaskan, indikator beriman menjadi mutlak dan mesti didukung dengan sifat keikhlasan. Contohnya seorang guru, dalam mengajar, hendaknya tidak selalu mengejar materi ataupun uang.

“Guru-guru kita harus kembali bersemangat mengajar dan mendidik karena tujuan pengabdian dengan meningkatkan kualitas dirinya demi kemajuan anak anak didik mereka,” tandas Arief yang juga Ketua UNESCO Indonesia itu.

Sementara itu, indikator takwa salat ialah tiang agama yang harus ditegakkan, tidak hanya pada Ramadan. Bahkan, di sisi lain, ada ibadah utama penunjang Ramadan, seperti salat tarawih di malam hari selepas salat isya. “Salat tarawih ialah ibadah sunah utama yang menjadi pelengkap untuk menghidupkan malam Ramadan kita sehingga memiliki hikmah kebersamaan,” ucap dia.

Selanjutnya, indikator sabar dan syukur merupakan senjata utama kaum muslim dan mukminin untuk meraih gelar takwa. Bersabar dan bersyukur yang dimaksud ialah kaum muslim dan mukmin mensyukuri apa yang Allah telah berikan kepada mereka dan bersabar untuk tidak beranjak ke dunia haram. “Meski orang lain tergoda dan terjebak menjadi koruptor, kita sebagai kaum muslim jangan ikut-ikutan menjadi koruptor,” pungkas Arief.


Toleransi

Dari Magelang, Jawa Tengah, Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama Kota Magelang, Ismudiyono, menyatakan bulan puasa menjadi momentum umat untuk berbagai agama demi saling mengembangkan semangat hidup dan saling menghormati demi memperkuat kerukunan hidup bersama.

“Puasa menjadi kesempatan baik untuk saling menghormati antarumat beragama, menjaga toleransi, dan memperkuat kerukunan hidup bersama. Warga yang tidak berpuasa selalu menekankan pentingnya menghormati umat Islam yang puasa, begitu pun sebaliknya,” katanya kemarin. (Ant/S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik