Diabadikan Jadi Nama Jalan di Sukabumi, Letkol Eddy Sukardi Ternyata Paman Airlangga Hartarto

Mediaindonesia.com
10/2/2022 16:35
Diabadikan Jadi Nama Jalan di Sukabumi, Letkol Eddy Sukardi Ternyata Paman Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bincang santai bersama tokoh adat Sunda dalam forum silaturahmi di Jakarta.(Ist)

MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto ternyata memiliki dan mengalir darah  pasundan. 

Hal ini diketahui setelah nama uwa dari Airlangga, yang merupakan pahlawan kemerdekaan asal Jabar yakni, Letnan Kolonel (Letkol) Eddy Sukardi diabadikan sebagai nama jalan di Sukabumi. 

Baca juga: Kapasitas Produksi Penuhi Permintaan, BI Yakini Inflasi 2022 Rendah

Airlangga Hartarto bercerita, bahwa uwa-nya yakni, Letkol Eddy Sukardi memimpin pertempuran di tanah pasundan pada tanggal 9 Desember 1945. 

"Pertempuran 9 Desember 1945 di Bojongkokosan yang dipimpin oleh Letkol Eddy Sukardi ditetapkan sebagai hari juang Siliwangi," terang Ketua Umum Partai Golkar ini, Kamis, (10/2), saat bincang santai bersama tokoh adat Sunda dalam forum silaturahmi di Jakarta.

Airlangga juga mengungkapkan, hari juang Siliwangi guna menghormati jasa uwa-nya tersebut sedianya telah ditetapkan sejak tahun 2004. "Ini ditetapkan sejak tahun 2004," ungkap Airlangga. 

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, dipilihnya nama uwa dari Menko Airlangga untuk nama jalan di Sukabumi lantaran menghormati jasa Letkol Eddy Sukardi.

Edy Sukardi diketahui berjasa selama masa perang kemerdekaan RI. Saat menjabat sebagai Komandan Resimen III TKR dengan pangkat Letnan Kolonel, ia memimpin perang terhadap pasukan sekutu yang dipimpin Inggris, di sepanjang jalur Bojongkokosan, Sukabumi – Cianjur.

Dalam pertempuran yang terjadi Desember 1945 – Maret 1946, Eddy dan pasukannya berhasil membuat tentara Inggris, dan pasukan Gurkha, kocar-kacir. Banyak serdadu yang gugur. Bahkan 150 kendaraan tempur hancur, termasuk tank Sherman, kendaraan tempur legendaris dalam Perang Dunia II. Akibat kerugian itu, membuat parlemen Inggris marah karena banyaknya korban dari pihak mereka. Peristiwa itu dikenal sebagai Palagan Bojongkokosan.

Selepas perang Eddy sempat menjadi panglima di Kalimantan. Ia mengakhiri kariernya sebagai tentara pada 1957 dengan pangkat kolonel. Pada 5 September 2014, Eddy meninggal dunia di Bandung. 

Sejarah mencatat keberanian dan perjuangannya semasa perang kemerdekaan sebagai salah satu komandan gerilyawan Indonesia yang disegani militer Inggris pada 1946. (RO/OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya