GELOMBANG kedua pandemi covid-19 yang melanda Indonesia pada medio Juni-Agustus lalu kian memorak-porandakan kehidupan warga. Banyak yang terdampak bukan hanya secara fisik, tetapi juga mental. Para tenaga kesehatan (nakes) juga harus kembali berjuang mati-matian menghadapi gelombang pasien covid yang menyesaki bangsal rumah sakit.
Situasi itu pula yang mendasari lahirnya Jejaring Menang Bersama. Jejaring ini lahir dari beragam organisasi lintas disiplin untuk turut membantu upaya pemulihan dampak yang ditimbulkan oleh pandemi.
“Saat itu, salah satu yang digencarkan ialah bagaimana jejaring kami mengerahkan bantuan sistem hotline rumah sakit. Lalu, setelah berjalan, kami fokus pada tiga pilar; pendidikan berkelanjutan, masalah kesehatan mental, serta turut membantu percepatan vaksinasi,” kata Koordinator Jejaring Menang Bersama, Tita Djumaryo, saat dihubungi Media Indonesia melalui sambungan telepon, Selasa (30/11).
Setidaknya ada sekitar 24 lembaga yang turut dalam Jejaring Menang Bersama, termasuk lembaga milik Tita, Yayasan Ganara Mariberbagi Seni yang berfokus pada pendidikan seni dan budaya.
Program lain yang juga jadi fokus ialah Bantu Belajar dan Psikologi Bergerak. Pada program Bantu Belajar, jejaring ini berupaya menghubungkan relawan pengajar dengan para murid yang selama pandemi ini mengalami kendala dalam belajar.
“Ada cerita, satu anak yang sudah ikut sejak jadi pasien covid. Lalu dia ikut lanjut di program Kelas Menang Bersama. Orangtuanya mengatakan hal ini tidak akan mungkin dilakukan di situasi ekonomi yang sulit seperti sekarang. Sementara kami menyediakannya secara gratis. Jadi, itulah maksud pendidikan berkelanjutan. Kami siapkan pengajarnya, tinggal pesertanya mau ikut atau tidak,” jelas Tita.
Untuk mewujudkan fokus pendidikan berkelanjutan, jejaring ini bersama para kolaborator hingga Oktober membuka sekitar 334 kelas dengan total setidaknya 4.321 peserta yang turut berpartisipasi.
Adapun di bidang psikologi, jejaring ini bergerak mengajak para psikolog dan beberapa himpunan ahli psikologi di Indonesia untuk turut memberikan layanan konseling bagi warga. Sebelumnya, program yang disebut terakhir ini memang berfokus pada nakes dan juga penyintas covid.
Selain dua bidang itu, jejaring ini juga mengadakan program Kolaborasi Percepatan Vaksinasi yang dilakukan di Jawa Barat, Papua, dan Lampung.
Welas Asih
Pada November ini, Jejaring Menang Bersama melangsungkan festival yang melahirkan tiga fokus baru, yaitu pemulihan dan penguatan pendukung pembelajaran untuk pendidikan berkelanjutan, welas asih dalam membangun ketahanan dalam kesehatan mental, serta pemanfaatan dan percepatan teknologi untuk Indonesia.
Tita menambahkan, meski lembaganya fokus pada pendidikan seni dan budaya, isu kesehatan mental juga cukup jadi sorotan. Terlebih, dengan sumber daya yang dimiliki saat ini dalam Jejaring Menang Bersama, layanan tersebut bisa terakses lebih luas lagi untuk menciptakan rasa welas asih dalam upaya membentuk ketahanan kesehatan mental.
Salah satu yang juga menjadi rangkaian program itu ialah Scratch Your Story, yang mengajak para penulis pemula untuk merefleksikan pengalaman dan proses healing serta bangkit kembali di tengah situasi sulit masa pandemi. Tulisan tersebut nantinya akan dipublikasikan secara digital dan bisa diakses secara luas, termasuk menjadi pembelajaran bagi para murid.
“Kami meluncurkan program Psikologi Bergerak. Di situ ada konsultasi dan layanan kesehatan mental. Psikolog sebagai wadahnya, ada psikiater juga. Bisa diakses secara publik. Jadi ada beberapa bentuk konsultasi.”
Urgensi dari beberapa program bantuan layanan warga yang diluncurkan Jejaring Menang Bersama adalah sebagai upaya untuk sama-sama bergerak secara kolektif di tengah situasi sulit.
“Semua orang harus sadar, Indonesia bisa bangkit itu kata kuncinya ialah bersama. Kalau sendiri-sendiri, tidak akan selesai dalam melewati terowongan yang sangat gelap ini. Ketika nanti bisa keluar dan bisa melihat harapan, jangan sampai jatuh lagi ke arah yang sama seperti yang kemarin-kemarin,” terang Tita. (M-4)