Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Buku Le Parle Covidnomics, Inspirasi dari 23 Sosok Pendobrak Pandemi

Iis Zatnika
31/8/2021 19:49
Buku Le Parle Covidnomics, Inspirasi dari 23 Sosok Pendobrak Pandemi
Peluncuran Buku Pahlawan-Pahlawan Le Parle Covidnomics(Dok Kemenparekraf)

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan pandemi telah memicu penurunan devisa dari sektor pariwsata sebanyak 80%, memangkas jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 75% dan hilangnya 2 juta lapangan kerja. Guna mengatasi hal itu, pihaknya dalam proses mengeksekusi Kredit Pemulihan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) senilai Rp3 triliun yang telah disetujui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Januari 2021. 

"Upaya mengatasi dampak pandemi, kami lakukan salah satunya dengan mengawal program penyaluran kredit ringan bagi pelaku usaha parekraf serta jaminan usaha. Ini merupakan paket stimulus untuk mengawal ekosistem parekraf tetap bergerak. Paket Pemulihan Parekraf ini  berbentuk stimulus kredit lunak," kata Sandiaga saat berbicara dalam Edukasi dan Sosialisasi Bedah Buku Pahlawan-Pahlawan Le Parle Covidnomics yang diselenggarakan hari ini, Selasa (31/8) secara virtual. Dalam buku yang ditulis Kamrussamad, anggota Komisi XI DPR itu, Sandiaga termasuk dalam 23 sosok yang dianggap berkontribusi dalam penanganan dampak covid-19. 

Penerima kredit akan mendapatkan bantuan dengan jumlah minimal sebesar Rp50 juta per orang. Penerimanya adalah pengusaha hotel-hotel melati, home stay, desa wisata, hingga warung di lokasi wisata. Konsepnya, permintaan datang dari pelaku parekraf berbasis klaster, seperti home stay, fashion dan kuliner.

Terkait alokasi anggaran negara yang tersedot dalam program kesehatan, Sandiaga menyatakan sepakat bahwa berdasarkan perhitungan big data dengan metode ekonometriks, ekonomi baru bisa berjalan jika penanganan covid-19 optimal. 

Hal senada juga diungkapkan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso yang juga berbicara dalam acara yang dihadiri para pelajar dan mahasiswa itu. "Defisit keuangan negara kita pada 2020 mencapai 6,3% dan pada 2021 diperkirakan masih mencapai 5,3%, berlanjut pada 2022 sebesar 4,8%. Hal ini dipicu kepentingan agar masyarakat bisa bertahan, tidak kelaparan, sehingga diperlukan berbagai langkah stimulasi," kata Wimboh. (*/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iis Zatnika
Berita Lainnya