PPKM Semakin Diperketat

DUA tahap Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilaksanakan di Jawa-Bali belum menunjukkan hasil baik yang signifikan. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, dari evaluasi yang dilakukan, masih ada banyak hal yang harus dibenahi. Utamanya dari sisi implementasi di lapangan.

"Memang pada prinsipnya penularan saat ini sedang tinggi dan kita harus rem. Jangan sampai fasilitas layanan kesehatan tidak mampu menampung orang-orang yang sakit," ujar Wiku dalam Evaluasi Pelaksanaan PPKM Tahap 2 di Provinsi Jawa-Bali, di Graha BNPB Jakarta, Senin (8/2).

Kendati demikian, Wiku menyebut program tersebut sudah membawa sedikit perubahan ke arah yang lebih baik. Itu terlihat dari semakin berkurangnya tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit. Di sisi lain, pemerintah juga terus melakukan antisipasi dengam cara menambah ketersediaan tempat tidur.

"Yang penting adalah keterisian tempat tidur, baik untuk isolasi maupun perawatan, jumlahnya sudah menurun," tuturnya.

Selain itu, angka kasus positif di beberapa provinsi juga sudah melandai meskipun tidak signifikan. Untuk terus memperbaiki kondisi tersebut, ke depannya, pelaksanaan PPKM akan semakin diperketat. Wiku pun mengapresiasi kepala daerah yang memiliki inisiatif untuk semakin membatasi mobilitas masyarakat.

Sebagaimana diketahui, Gubernur Jawa Barat Ganjar Pranowo menerapkan kebijakan Jateng di Rumah Saja pada akhir pekan. Menurutnya, setiap kebijakan yang diambil kepala daerah pasti didasari pada data-data yang sudah dipelajari.

"Bisa jadi saat Sabtu dan Minggu terjadi mobilitas penduduk yang tinggi karena ingin mencari hiburan sehingga kemudian dibatasi. Pengendalian covid-19 memang tidak bisa disamakan secara nasional karena masing-masing daerah memiliki karakter masing-masing," tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan manfaat PPKM sudah mulai terlihat pada lima hari terakhir.

"Kita melihat jumlah kasus kematian mengalami penurunan. Biasanya dalam sehari kita dapatkan data antara 200-350 kematian. Sekarang kurang lebih 150-an," ucapnya. (P-2)