Menjaga Lingkungan dan Merawat Ekosistem

Selain aktif membesarkan Komunitas 1000 Kebun, Galih juga aktif memberdayakan lahan yang ia miliki secara pribadi di Kabupaten Bandung. Di lahan seluas 2.000 meter itu, ia menanam berbagai macam sayuran dan buah organik.

Kegiatan itu tidak hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, tetapi juga untuk dijual pada konsumen. Ia mengatakan selain dapat berdampak pada ekosistem dan tubuh, pertanian organik sangat menjanjikan untuk diseriusi sebagai mata pencaharian.

“Petani organik itu umumnya punya market yang lebih jelas dan variative, tidak hanya disetorkan pada pengepul sehingga harganya bisa lebih fair,” ujar Galih.

Ia menceritakan, sebelum terjun sepenuhnya ke pertanian organik, ia pernah mencoba bertani konvensional dengan menggunakan bahan-bahan kimia, namun hasilnya tidak baik, begitu juga dengan dampaknya bagi lingkungan.

Ia pun akhirnya memutuskan bertanam secara alami dengan bahan yang dibuat tanpa kimia. Hasilnya ia merasa lahannya menjadi lebih hidup karena banyak spesies di dalamnya yang dapat hidup dengan selaras tanpa terganggu dan tidak menjadi hama.

“Jadi ada suara jangkrik dan sebagai­nya. Dari sana saja sudah sangat terlihat dampaknya pada lingkungan,” ujarnya.

Galih mengatakan, bersama komunitasnya ia juga kerap membantu orang lain yang berminat untuk mencari atau memulai pertanian organik. “Kalau ada yang datang biasanya saya bantu untuk memulainya bagaimana agar bisa tepat sesuai dengan standarnya,” ujar Galih. (Pro/M-4)