Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
GURU dan tenaga pendidik sangat berperan dalam menentukan nasib suatu negara. Kemampuan mendidik mereka diyakini akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang menentukan nasib satu negara.
Di Hari Guru Nasional ini, berikut beberapa komentar serta pendapat tentang guru
Guru Ialah Cermin Berjalan
Eva Yuliana, Anggota DPR Fraksi Partai NasDem
MESKI pendidikan di dalam keluarga menjadi faktor paling utama, pendidikan di luar keluarga dan lingkungan sekitar tak boleh dinafikan sebagai faktor penentu yang lain. Dalam hal ini, pendidikan di sekolah guru merupakan panutan utama anak didik mereka.
Lebih dari itu, seorang guru mesti mampu menjadi blue print atau cetak biru berjalan yang senantiasa menyediakan dan menghadirkan nilai-nilai kehidupan yang baik dan benar. Yakni, seorang guru mesti mau dan mampu menjadi teladan sekaligus terapan, pembanding sekaligus pendamping, bagi anak didik mereka.
Tinggal bagaimana setiap individu dan pribadi dari seorang guru tersebut menempatkan dirinya dalam pegabdian untuk menjadi seorang teladan para anak didik.
Tepat di lajur dan jalur inilah sebenarnya hakekat dan mahrifat seorang guru tengah diuji. Dirinya mesti mampu memberi dan menjadi contoh sekaligus. Mesti mampu mengajarkan sekaligus mengamalkan nilai-nilai yang dia tawarkan.
Guru adalah cerminan pribadi yang terus belajar dan berfikir. Dari para guru inilah kita tahu bagaimana cara kita untuk hidup ke depan. (Uta/S1-25)
Garda Terdepan Tanamkan Nilai Pancasila
AA La Nyalla Mahmud Mattalitti, Ketua DPD
SAYA menyakini sikap toleransi atau intoleransi tidak berdiri sendiri tapi merupakan <i>output<p> dari proses pendidikan budi pekerti, yang merupakan sebuah elemen dasar.
Dalam kontek dunia pendidikan, peran guru menjadi garda terdepan dalam menanamkan nilai-nilai baik kepada anak didik yang merupakan penerus bangsa.
Budi pekerti melandasi cara kita berpikir dan berbuat, sekaligus melandasi cara kita melaksanakan pikiran dan itu satu kesatuan.
Nilai penting dalam berkehidupan tersebut sambungya telah terangkum dalam Pancasila sebagai ideologi bernegara. Penanaman nilai Pancasila akan menghasilkan budi pekerti yang baik dan output dari proses tersebut salah satunya adalah menghasilkan sikap toleran.
Di lembaga pendidikan tentu menjadi domain para guru untuk memberi contoh bagaimana budi pekerti diterapkan.
Nilai Pancasila di sekolah yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari khususnya di dunia pendidikan.
Bagaimana implementasi penanaman nilai-nilai Pancasila di lembaga pendidikan terutama di tingkat SD, SMP dan SMA. Ini harus kita jawab dengan jujur. Karena nilai Pancasila akan menghasilkan budi pekerti yang baik. (Sru/S1-25)
Dedikasikan Diri untuk Pendidikan
Gilbert Simanjuntak, Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP
SAYA berharap guru kembali bekerja dengan dedikasi untuk pendidikan. Saat ini, banyak orang yang menjadi guru untuk pemenuhan nafkah semata. Seharusnya, guru untuk menjalankan perannya sebagai panggilan jiwa dan dedikasi pada dunia pendidikan.
Guru yang mengutamakan dedikasi akan berdampak pada hasil, menghasilkan murid dengan nili-nilai karakter diri yang kuat.
Karena itu perlu pembinaan dini bagi para calon guru, dimulai sejak masih menjadi mahasiswa, khususnya untuk para mahasiswa yang belajar ilmu pendidikan. Lalu dilanjutkan saat sudah masuk ke dunia pendidikan sebagai guru yang tetap terus dibina.
Saya juga berharap kualitas guru tetap terus diperbaiki karena sebanding dengan murid yang akan dihasilkan.
Sebagai mantan pelajar kita pasti memiliki guru yang menjadi panutan karena berperan penting dalam perjalanan hidup kita. Oleh karena itu, guru seharusnya bisa memegang peranan penting ini bagi murid-muridnya di mana pun berada. (Hld/S1-25)
Harus Bisa Bekerja Keras dan Adaptif
Rani Mauliani, Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI
SAYA menilai para guru saat ini menghadapi tantangan besar. Karena kita tengah menghadapi pandemi Covid-19, yang mengubah pola belajar dan mengajar. Dalam kondisi ini, guru dituntut untuk bisa bekerja keras dan adaptif.
Tidak mudah bagi para guru untuk membuat materi secara online yang bisa diterima oleh murid. Karenanya, masih banyak guru yang kesulitan untuk menciptakan ruang belajar yang tepat sasaran.
Mereka juga banyak menghadapi tantangan lain, mulai dari bagaimana menghadapi peran orangtua dalam membantu proses belajar siswa, dukungan sarana dan prasarana, seperti telepon seluler dan internet, dan lainnya.
Karena itu, perjalanan para guru masih sangat panjang di tengah pandemi ini.
Saya berharap para guru bisa semakin kuat dan semakin tangguh, dan dapat cepat adaptif dalam menghadapi berbagai tantangan dunia pendidikan. (Hld/S1-25)
Sisipkan Nilai Baik di Materi Pembelajaran
Ariyo Zidni, Founder Ayo Dongeng Indonesia
KALAU guru sudah memahami nilai-nilai Pancasila, tentunya mereka dengan mudah bisa menyisipkan nilai-nilai tersebut dalam materi pembelajaran yang tepat. Ini juga merupakan bentuk dari implementasi penguatan karakter Pancasila pada siswa.
Misalnya disisipkan pada momen-momen yang pas. Ada saat bercerita, atau saat berdiskusi dengan murid, atau apapun itu yang penting disisipin kandungan nilai Pancasila dalam proses mendidik.
Dalam menghadapi generasi saat ini, guru memang harus membekali diri dengan contoh-contoh kasus yang <i>related<p>. Sehingga, mereka bisa mengambil contoh yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Contohnya juga harus sesuai, jangan ambil contoh dari zaman lampau, lalu saat ngobrol dengan mereka pun jangan terkesan menggurui. (Gan/S1-25)
Peran Strategis Menanamkan Karakter
Sri Wahyuningsih, Direktur Sekolah Dasar Ditjen Paud Dikdasmen
GURU memiliki peran strategis dalam menanamkan pendidikan berkarakter Pancasila. Guru-guru di lapangan menjadi ujung tombak karena paling dekat dengan peserta didik di sekolah.
Dalam memberikan penugasan kepada peserta didik harus dilandasi dengan pendekatan terhadap internalisasi nilai-nilai Pancasila.
Ada enam indikator internalisasi nilai-nilai Pancasila. Mulai dari bagaimana berketuhanan, kemandirian, bernalar kritis, berkotong-royong, kreatif, dan berkebinekaan global.
Penugasan-penugasan dalam bentuk <i>project based learning<p> ini yang harus diberikan oleh kawan-kawan guru kepada peserta didik sekaligus tidak hanya untuk capaian-capaian dalam KD-KD esensial, tapi penugasan tersebut juga bisa sebagai bentuk pendampingan serta bagaimana internalisasi nilai-nilaii Pancasila diterapkan. (Ifa/S1-25)
Lakukan Pendekatan Ke Siswa
Noveria Ridasari, Guru di Bandar Lampung
MENGAJARKAN nilai-nilai Pancasila sebenarnya bukanlah hal yang sulit untuk masuk dalam proses belajar mengajar. Banyak hal yang kami sebagai guru lakukan untuk memasukkan nilai-nilai Pancasila di ruang atau waktu mengajar atau ketika di luar waktu belajar.
Kami dalam mengajarpun terus berupaya untuk melakukan pendekatan kepada siswa untuk toleransi terhadap perbedaan, jujur, peduli terhadap masyarakat yang membutuhkan, dan lainnya.
Selain itu, di waktu proses belajar maupun di luar waktu belajar kami juga terus berupaya untuk memberi semangat kepada siswa untuk memacu semangat bersaing. Kami berupaya untuk mendorong mereka untuk bersaing secara jujur di kelas, di luar kelas seperti meningkatkan prestasi dengan mengikuti lomba tingkat daerah hingga nasional, dan lainnya. Dengan harapan mereka akan terpacu untuk terus meningkatkan prestasi. (Gan/S1-25)
Punya Tanggungjawab Sosial dan Profesi
Darmaningtyas, Pengamat Pendidikan
GURU perlu senantiasa didorong untuk memiliki panggilan jiwa lebih tinggi. Dalam hal ini, tanggung jawab sosial dan profesi guru harus betul-betul dipikul dengan sungguh-sungguh. Jadi tidak bisa lagi menjalankan profesi hanya sekadar memenuhi jam mengajar.
Dalam menciptakan siswa yang berkarakter, guru-guru juga dituntut memberikan keteladanan. Contohnya, guru harus bisa menjelaskan suatu penilaian yang diberikan kepada siswa atas tugas-tugasnya.
Banyak guru-guru yang memberikan tugas ke murid gak tahu dikoreksi atau enggak tapi tiba-tiba muncul nilainya. Ini PR semua pihak yang punya komitmen bagaimana mendorong supaya guru itu memiliki integritas yang tinggi.
Kalau guru memiliki integritas tinggi menjalankan profesinya tentu dia ketika memberikan tugas akan dikoreksi dengan benar, lalu tugasnya dikembalikan kepada murid supaya murid tahu salah benarnya. Karena kalau cuma diberikan nilai tapi dia tidak tahu di mana salah dan benarnya murid gak dapat apa-apa. (Ifa/S1-25)
Menghormati Perbedaan Sejak Dini
Rara Sudirman, Siswa Berprestasi
TERKAIT pendidikan karakter sebenarnya, tidak hanya diajarkan para guru di sekolah. Kita di rumah juga sudah diajarkan. Sejak kecil diajarkan oleh Bunda tentang menghormati perbedaan dan cinta Tanah Air.
Karena itu, aku merasa bangga dengan Indonesia yang memiliki beragam suku dan budaya.
Aku senang saat memiliki banyak teman dari seluruh Indonesia. Karena, saya sempat mengikuti Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang diadakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, aku menjadi Juara 2 Tingkat Nasional. Di sini, aku bertemu teman-teman dari 34 provinsi Indonesia yang memiliki perbedaan bahasa dan budaya.
Aku merasa senang, bahkan bisa bermain dan menggenakan baju adat, serta mengenal bahasa daerah satu sama lain.
Mereka ramah-ramah, kami kumpul bermain bersama-sama dengan memakai baju adat, serta mendengar bahasa daerah mereka sungguh menyenangkan. Indonesiah kaya akan budaya. (Gan/S1-25)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved