Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
BERBAGAI program nyata digalakkan pemerintah daerah (pemda) untuk menyelamatkan generasi mendatang atas kebutuhan air.
Terobosan itu dibutuhkan agar pasokan air memenuhi kebutuhan mereka seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Pemprov Jawa Tengah, misalnya, membangun bank air atau dikenal tabungan air.
Pembuatan bank air berupa tabungan air digunakan untuk pertanian dan kebutuhan konsumsi.
"Karena itu, pembangunan infrastruktur berupa bendungan, waduk, dan embung diperbanyak. Dengan begitu, air yang melimpah saat musim hujan bisa disimpan dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pertanian ketika musim kemarau sehingga ke depan tidak ada lagi lahan pertanian yang kering hingga berdampak pada gagal panen," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (20/3).
Saat ini pembangunan sembilan waduk, bendungan, serta embung di Kudus, Wonogiri, Cilacap, Purworejo, Karanganyar, Wonogiri, dan Blora telah disetujui Presiden Joko Widodo.
Tidak hanya itu, nantinya sedang dirancang pembangunan 1.000 embung sebagai penyimpan cadangan air.
Dia melanjutkan gerakan bank air tak hanya kegiatan fisik pembangunan infrastruktur pengairan, tetapi juga dipadukan dengan gerakan sosial bersama seluruh komponen warga dan pemerintah kabupaten/kota di Jawa Tengah.
"Kegiatan itu berupa penghijauan dan pembuatan pori-pori serapan air. Gerakan terpadu ini bakal mempersiapkan cadangan air yang cukup bagi Jawa Tengah," ungkap Ganjar.
Untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat atas ketersediaan air, Jawa Tengah bahkan mendirikan sekolah sungai satu-satunya di Indonesia, yakni di Banjarnegara.
"Sekolah sungai ini tidak saja mempelajari masalah sungai, tapi juga untuk membangkitkan semangat menjaga sungai sebagai penyedia aliran air sekaligus memberi pemahaman pentingnya sungai untuk masyarakat," pungkas Ganjar.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Tengah Prasetyo Budhie Yuwono menambahkan, pembangunan waduk baru yang sedang dilakukan di Jawa Tengah diharapkan bisa membantu meningkatkan kapasitas tampung air hingga 200-300 juta meter kubik air untuk pertanian, penyediaan air baku, pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dan kebutuhan lainnya.
"Selama ini baru 20% air hujan yang ditangkap oleh bendungan, waduk, atau embung, Mestinya 70% air hujan bisa ditampung untuk dimanfaatkan berbagai keperluan," pungkas dia.
Tabir air
Terobosan serupa juga dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat. Dalam memperingati Hari Air Sedunia, Pemkot Bandung merencanakan membuat tabir air.
Konsep tabir air itu memang masih memerlukan penyempurnaan dan akan dijalankan paling lambat akhir 2016.
"Selama ini pengelolaan air masih setengah-setengah, dikelola pemkot melalui PDAM (perusahaan daerah air minum) 50%, serta masyarakat 50% sehingga problem air di kota Bandung selalu menjadi masalah. Kami akan coba terobosan baru dengan membuat tabir air," kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pada pameran Hari Air Sedunia di Bandung, Minggu (20/3).
Emil, begitu ia disapa, menyatakan inti program tabir air yang digagas itu membuat air hujan menjadi air yang bisa dikonsumsi masyarakat.
Melalui air hujan, nantinya air hujan disaring di satu tempat dan akan disterilkan agar bisa dikonsumsi.
"Air hujan bisa bersih dan akhirnya bisa dikonsumsi di luar air yang dikelola PDAM," papar Emil. (AM/EM/AD/S-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved