Eliminasi Hepatitis, Screening Ibu Hamil Harus Ditingkatkan

Atalya Puspa
27/7/2020 17:41
Eliminasi Hepatitis, Screening Ibu Hamil Harus Ditingkatkan
Ilustrasi(123RF )

HARI hepatitis sedunia diperingati setiap tanggal 28 Juli. Adapun, tahun ini hari hepatitis sedunia mengusung tema Hepatitis Free Future.

Prevalensi Hepatitis di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 1,2% meningkat dua kali dibandingkan Riskesdas tahun 2007 yang sebesar 0,6%. Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi dengan prevalensi hepatitis tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 4,3%.

Baca juga: Hari ini 1.525 Kasus Baru, Total Kasus Indonesia Lampaui 100 Ribu

Berdasarkan kuintil indeks kepemilikan (yang menggambarkan status ekonomi), kelompok kuintil indeks kepemilikan terbawah menempati prevalensi Hepatitis tertinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya. Prevalensi semakin meningkat pada penduduk berusia di atas 15 tahun. Jenis hepatitis yang banyak menginfeksi penduduk Indonesia adalah Hepatitis B (21,8%), Hepatitis A (19,3%), dan Hepatitis C (2,5%).

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, Andri Sulaiman, mengungkapkan deteksi pada ibu hamil dan bayi menjadi kunci untuk memutus rantai hepatitis B dan C.

"Tertularnya anak ke ibu sangat penting. Karena itu berisiko menyebabkan penyakit hati di usia muda," kata Andri di Jakarta, Senin (27/7).

Andri menyatakan, saat ini sendiri pengobatan hepatitis C dengan direct acting antivirals (DAA) telah menjadi jaminan bahwa pasien hepatitis dapat sembuh dalam waktu 3 bulan. Obat tersebut bekerja dengan cara menghambat replikasi virus dalam hati.

"Yang menjadi masalah kini adalah screening. Obat baik, hasil memuaskan, tapi kita tidak bisa deteksi pasien yang menderita hepatitis C karena 90% tidak begejala dan mreka tidak cari pengobatan setelah puluhan tahun akhirnya menderita sirosis. Ini kendala besar," bebernya.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Pencegahan dan Pengenalan Penyakit Menular Langsung, Dijen P2P Kementerian Kesehatan RI, Wiendra Waworuntu, menyatakan pihaknya berupaya untuk fokus pada pencegahan penularan ibu ke anak. Pasalnya, sekitar 95% penularan Hepatitis B adalah secara vertikal yaitu dari ibu yang positif Hepatitis B ke bayi yang dilahirkannya.

Adapun, upaya konkret yang telah dilakukan yakni pemberian imunisasi HB0 pada bayi usia < 24 jam, sebanyak 4.502.342 (94,5%) pada 2019.

Selain itu, pemberian HBIG pada bayi yang lahir dari ibu HBsAg Reaktif < 24 jam setelah kelahiran, sebanyak 27.040 bayi pada 2019.

Baca juga: Nyaris 100 Ribu Kasus Covid-19, Ketua Satgas: Ini Bukan Rekayasa

Selanjutnya, pemeriksaan HBsAg pada bayi usia 9-12 bulan dari Ibu HBsAg, sebanyak 3.958 bayi pada 2019.

"Kami akan melakukan berbagai upaya, khususnya detrksi dini ibu hamil hingga tercapai eliminasi hepatitis pada 2022," tandasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya